Warga Surati Disdik Tolak Perpindahan SD Model

Global FM
11 Jan 2020 08:30
2 minutes reading
SD model direncanakan akan bergabung ke SDN 36 Mataram di Kompleks Perumahan Pajang ini. Namun merger ini ditolak oleh warga dengan pertimbangan strata sosial yang dikhawatirkan mengganggu psikologi siswa SDN 36 Mataram. (Global FM Lombok/cem)

Mataram (Global FM Lombok) – Warga di Lingkungan Pajang, Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, menolak perpindahan sekolah dasar model ke SDN 36 Mataram. Faktor kesenjangan sosial serta minimnya lahan parkir dinilai jadi pemicu.

Warga setempat, Yanto menegaskan warga menolak SD model digabung dengan SDN 3 Mataram. Ada lima poin yang dipertimbangkan oleh warga sehingga menolak penggabungan tersebut.

Pertimbangan warga, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018 bahwa prinsip yang dikedepankan dalam penerimaan peserta didik baru adalah non diskriminatif, objektif, transparan, akuntabel dan berkeadilan untuk mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.

Faktanya, SD model terkesan sebagai sekolah eksklusif yang siswanya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, skala sekolah kota. Sementara, SDN 36 Mataram berada di lingkungan perumahan. Ketiga, warga secara turun – temurun tinggal di Kompleks Perumahan Pajang mengetahui bahwa keberadaan sekolah di sana mengakomodir keluarga tidak mampu secara ekonomi.

Baca Juga : Sekolah Swasta Dinilai Semakin Terpuruk Karena Aturan PPDB Zonasi Baru

Jika SDN model digabung dengan SDN 36 Mataram ini akan menciptakan kesenjangan ekonomi dan sosial. “Pasti ini akan menjadi beban psikologi bagi siswa,” ungkapnya dikonfirmasi, Jumat (10/1).

Aktivitas antar – jemput orangtua dari murid-murid SD model akan sangat mengganggu kenyamanan warga kompleks. Selain ketertiban dan kenyaman warga. Mobilitas kendaraan dikhawatirkan masalah keamanan dan kebersihan. Terakhir, tidak pernah ada sosialisasi dari instansi terkait kepada masyarakat setempat. “Mana pernah ada sosialisasi ke warga. Tiba – tiba kok sudah mau digabung,” kata dia.

Dikonfirmasi terpisah Camat Mataram, Zarkasyi membenarkan adanya penolakan dari warga terhadap penggabungan SD model dengan SDN 36 Cakranegara. Tetapi kelurahan maupun kecamatan fungsinya memfasilitasi warga dengan Dinas Pendidikan. Mediasi akan digelar Sabtu (11/1) hari ini. Dan, diharapkan ada titik temu sehingga tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat. “Kapasitas kami adalah memfasilitasi warga,” ungkapnya.

Baca Juga : Catatan Pendidikan 2019, ‘’Link and Match’’, Masih Jadi Tantangan Serius

Pertimbangan warga menolak bahwa ada kesan siswa SD model berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Berbeda dengan siswa – siswa SDN 36 Mataram yang notabene berasal dari kalangan ekonomi bawah. Perbedaan sosial ini dikhawatirkan akan menimbulkan dampak psikologi.

Zarkasyi menilai penggabungan dua sekolah ini sebenarnya bagus untuk meningkatkan kualitas siswa di sana. “Tidak saja di SDN 2 saja anak – anak bisa sekolah,” tandasnya. Kepala Dinas Pendidikan dikonfirmasi mengenai surat penolakan warga belum merespon pertanyaan wartawan yang dikirim via ponselnya. (cem)

DITOLAK WARGA –

1 Comment

Leave a Reply