Kini, Rinjani dan Sangeang Api Waspada Level II

Global FM
12 Apr 2020 19:57
3 minutes reading
Visual kawah Gunung Rinjani, salah satu gunung di Indonesia dengan status waspada level II. (Global FM Lombok/ist_pvmbg)

Mataram (Global FM Lombok)- Setelah erupsi Gunung Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) merilis sejumlah gunung api lainnya dengan status waspada. Diantaranya  Gunung Sangeang Api, Bima dan Gunung Rinjani.

Informasi  Kementerian ESDM, Badan Geologi  PVMBG menjelaskan, peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Rinjani terpantau pada Sabtu (11/4). Minggu (12/4) pagi, Gunung Rinjani kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan ditandai kegempaan low frekuensi sebanyak 2 kali kejadian.

Terdeteksi amplitudo 3-9 mm dan durasi 84-198 detik. Kegempaan vulkanik dalam terdapat 2 kali kejadian pada amplitudo 5,5-95 mm S-P 0,7-1,5 detik durasi 11-31 detik. Gempa tektonik lokal sekali kejadian pada amplitudo 60 mm S-P 6 detik dan durasi 20 detik. Kemudian, tektonik jauh sebanyak 4 kali kejadian pada amplitudo 1,5-9 mm S-P 18-36 detik durasi 52-104 detik.

Menurut PVMBG, hingga saat ini Gunung Rinjani belum sepenuhnya stabil sehingga masih memiliki potensi untuk terjadi letusan secara tiba-tiba, meski tidak dapat dipastikan kejadiannya.

Baca Juga :
Rencana Investasi Glamping di Rinjani, Ini Tanggapan Pengusaha

‘’Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada pada area tubuh Gunung Baru Jari yang berada dalam kaldera Gunung Rinjani,’’ kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Rinjani, Mutaharlin dalam laporannya.  

Soal potensi bahaya, maka tingkat aktivitas Gunung Rinjani masih berada pada level II (Waspada).  Sehingga diingatkan, pendakian diperbolehkan, kecuali di radius Gunung Baru Jari termasuk di area lava baru dan seluruh area dalam radius 1,5 kilometer.

Dari kawah Gunung Baru Jari karena material lava, letusan masih bertemperatur tinggi dan tidak stabil sehingga rawan untuk terjadi longsoran batu. Meskipun tidak dapat dipastikan,  namun dikatakan dia, potensi letusan Gunung Rinjani masih ada.

Sehingga masyarakat yang beraktivitas di luar radius 1,5 kilometer dari Gunung Baru Jari atau masyarakat sekitar Gunung Rinjani, diharapkan selalu menyiapkan masker pelindung mulut dan hidung serta pelindung mata. Tujuannya, agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi mata jika terjadi letusan. Kendati demikian, masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharapkan untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan. Tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani yang tidak jelas sumbernya.

Status yang sama terjadi pada Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima. Gunung dengan ketinggian  1.949 mdpl itu secara visual  terlihat kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-75 m di atas puncak kawah.

Baca Juga :
Rencana Investasi Glamping di Rinjani, Ini Tanggapan Pengusaha

Sementara kegempaan, hembusan dengan  jumlah  7, Amplitudo : 2-6 mm, Durasi : 37-70 detik. Sedangkan vulkanik dalam, jumlahnya  3, Amplitudo : 4-7 mm, S-P : 1-3.5 detik, Durasi : 7-11 detik.

Dijelaskan Petugas Pos Pantau Sangeang Api Nur Huda, aktivitas vulkanik Gunung  Sangeang Api berada pada sistem terbuka (open-system). Sehingga kemungkinan terjadinya akumulasi tekanan yang besar masih kecil. Sementara data kegempaan dan anomali panas, mengindikasikan masih adanya injeksi magma yang dapat berimplikasi pada pertumbuhan kubah lava atau aliran lava.

‘’Berdasarkan potensi ancaman bahayanya, tingkat aktivitas Gunung Sangeang Api masih berada dalam Level II (Waspada),’’ sebutnya.

 Dengan tingkat aktivitas level II (Waspada), maka  direkomendasikan masyarakat di sekitar Sangeang Api,  pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari kawah. Masyarakat di sekitar Gunung Sangeang Api dan pengunjung agar mewaspadai bahaya aliran piroklastik, serta tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas di daerah di antara Lembah Sori Wala, Sori Mantau hingga mencapai pantai, serta pada  Lembah Sori Boro dan Sori Oi.

 ‘’Masyarakat, petani, wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas pada semua lembah sungai yang berhulu dari pusat aktivitas atau puncak Gunung Sangeang Api,’’ jelasnya. (ars)

No Comments

Leave a Reply

Live Streaming