Tingkatkan Kualitas Kedelai, Pemda Sebaiknya Aplikasikan Hasil Riset Kampus

Global FM
22 Oct 2018 10:17
2 minutes reading

Made Slamet

Mataram (Global FM Lombok)- Perajin tahu tempe di NTB lebih senang menggunakan bahan baku kedelai impor daripada kedelai hasil produksi petani lokal. Dengan alasan kualitas yang lebih bagus itulah, perajin industri tahu tempe menjadi sangat bergantung dengan bahan baku impor itu. Namun menjadi problem ketika harga kedelai berpotensi terus naik lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah.

Anggota Komisi II Bidang Pertanian dan Perdagangan DPRD NTB Ir. Made Slamet, MM kepada Ekbis NTB mengatakan, kualitas kedelai dalam daerah sebenarnya tidak kalah dengan kedelai impor. Bahkan para ahli pertanian di sejumlah perguruan tinggi telah melakukan rekayasa genetika untuk meningkatkan kualitas kedelai lokal agar bisa bersaing dengan kedelai impor.

Hasil riset dalam bidang pertanian yang memberi keuntungan bagi petani dan dunia industri seharusnya disambut baik oleh pemerintah dengan mengaplikasikannya dalam kebijkan.“ Profesor pertanian sudah bisa melakukan rekayasa genetika sehingga banyak menghasilkan varietas kedelai unggulan dan komoditas pertanian lainnya. Namun tamuan-temuan mereka hanya ditaruh di rak buku, jarang dikembangkan menjadi program pemerintah,” kata Made Slamet.

Ia berharap agar pemerintah memberi kesempatan kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan apa yang dihasilkan oleh para akademisi atau para peneliti. Kontribusi dunia kampus terhadap perkembangan pertanian sebenarnya cukup banyak, tinggal disambut oleh pemerintah daerah dalam kebijakan bidang pertanian.

Secara umum, politisi PDIP ini menilai perajin tahu tempe terlebih di Kota Mataram yang menjadi sentra industri tahu tempe belum mendapat perhatian yang memadai dari pemerintah kota. Padahal keberadaanya banyak menyerap tenaga kerja. Sudah selayaknya mereka diperhatikan dari segi penyediaan bahan baku, pengembangan usaha dan lainnya.

Salah satu tantangan yang sering dihadapi yaitu naiknya harga bahan baku kedelai impor jika nilai tukar rupiah anjlok seperti yang terjadi saat ini. Tantangan seperti ini sering terjadi, sehingga pemerintah daerah semestinya memiliki stategi yang jitu agar perajin tahu tempe tidak kelabakan. Salah satunya dengan menyediakan bahan baku kedelai berkualitas yang tak gampang terdampak oleh lesunya nilai tukar dolar terhadap rupiah.

Ia mengatakan, lahan pertanian untuk penanaman kedelai di NTB cukup luas. Hal itu seharusnya bisa menjamin ketersediaan stok kedelai lokal yang memadai. Tinggal kualitas bahan baku kedelai ditingkatkan sehingga tidak kalah dengan kualitas kedelai impor.

Awal tahun 2018, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB menyatakan potensi lahan pertanian kedelai di NTB yaitu seluas 162 ribu hektar.Adapun hasil produksi kedelai dari luas lahan tersebut diperkirakan sebanyak 243 ribu ton. Diharapkan hasil pertanian itu bisa memberi kontribusi yang besar bagi produk hilirisasi. (ris)

No Comments

Leave a Reply