Mataram ( Global FM Lombok)- Para TKI dan keluarganya di Lombok dan Sumbawa mendapat perlindungan dan pemberdayaan TKI berbasis komunitas dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen pada isu buruh migrant. Perlindungan dan pemberdayaan TKI berbasis komunitas membuat TKI paham hak dan resiko bermigrasi sehingga dia bisa memutuskan dengan baik kepergiannya dan mampu melindungi dirinya baik secara keuangan dan secara hak.
Hal itu disampaikan Program Manager untuk Human Rights and Justice Yayasan Tifa Renata Arianingtyas Senin (16/2). Dia mengatakan, perlindungan dan pemberdayaan telah dilakukan di 20 desa di Lombok Timur dan Sumbawa melalui sebuah program khusus. Program ini berlangsung selama kurang lebih 2 tahun, yakni sejak bulan November 2012 hingga bulan Maret 2015.
Yayasan Tifa bekerja sama dengan BNP2TKI, ADBMI dan Koslata telah melakukan pendampingan untuk kelancaran program ini. Renata mengatakan, pihaknya telah melatih 40 orang paralegal, 48 orang pendamping keuangan para keluargaTKI tingkat desa serta dan 24 orang pelatih kewirausahaan tingkat desa.
Mereka yang telah dilatih bersama dengan TKI dan keluarganya tergabung dalam kelompok akar rumput di desa yang lebih dikenal dengan Lembaga Sosial Desa di Lombok Timur. Efek berganda dari lembaga sosial telah mencapai hampir enam ribu TKI dan keluarganya di Propinsi NTB.
“ Basisnya adaah komunitas. Kenapa harus komunitas? Tidak ada suatu perubahan tanpa dukungan sebuah kelompok. Kalau berjuang sendirian, dia hanya merubah dirinya sendiri. Namun jika dia berjuang bersama-sama dengan orang lain, dia juga akan merubah orang lain.” Kata Renata Senin (16/2)
Dia mengatakan, pendamping keuangan tingkat desa mengedukasi TKI dan keluarganyadalam perencanaan pengelolaan keuangan keluarga. Diharapkan mereka bisa mengelola remitansi sesuai prioritas kebutuhan, menabung untuk kebutuhan masa depan dan memanfaatkan layanan perbankan untuk pengiriman remitansi yang aman. Para TKI dan keluarganya juga didorong untuk memanfaatkan remitansi secara produktif melalui pembukaan usaha. Bersama pelatih wirausaha, parafinance juga mendorong pengembangan usaha yang sudah ada dan melatih individu maupun kelompok pemilik usaha untuk mengakses pinjaman lunak di bank maupun non-bank.
Untuk diketahui, jumlah TKI asal NTB yang berangkat ke luar negeri setiap tahun sebanyak 64 ribu lebih. Adapuan remitansi atau kiriman uang TKI ke keluarganya di NTB setiap tahun sangat besar. Tahun 2014 kemarin misalnya jumlah remitansi yang tercatat mencapai Rp 1,4 triliun lebih.(ris)-
No Comments