Mataram (Global FM Lombok)- Hampir seluruh korban banjir di Kota dan Kabupaten Bima hingga kini masih membutuhkan pasokan logistik, baik dari pemerintah maupun dari relawan. Bima masih dalam kondisi tanggap darurat selama 14 hari. Selama itu pula, pemerintah dan semua kalangan memberikan bantuan dari semua aspek, terutama kebutuhan dasar korban banjir.
Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ata Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Wilayah NTB Muslim Magenda mengatakan, wilayah jangkauannya masih terbatas hanya di beberapa kelurahan karena warga yang membutuhkan bantuan sangat banyak. Bantuan diberikan berupa sembako, makanan jadi, pakaian, kebutuhan bayi, obat-obatan dan bantuan pembersihan lingkungan sekitar.
“ Rata-rata seluruh kelurahan masih butuh logistik? ya masih, tiap-tiap jalan masih saja ada yang minta bantuan. Artinya merata kebutuhan logistik itu? ya sangat merata. Hanya di kawasan pinggir kota di kawasan Amahami itu saja yang tidak terdampak banjir, selebihnya semuanya terdampak. Pakaian kering juga sangat dibutuhkan karena pakaian mereka hanyut semua” kata Muslim Magenda, Selasa (27/12) .
Belasan perawat dan dokter juga bergabung di MDMC untuk memberikan pengobatan kepada warga yang terkena penyakit akibat banjir. Muslim mengatakan, penggalangan dana MDMC masih terus dilakukan dengan berbagai macam cara. Hasil penggalangan dana selanjutnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar korban banjir. Selain MDMC, belasan kelompok relawan juga turun ke Bima guna membantu recovey hingga kondisi daerah tersebut lebih bagus.
Sebelumnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Muhammad Rum mengatakan, data sementara kerugian akibat banjir bandang di Kota Bima mencapai Rp 979 milyar. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah karena masih dilakukan pendataan kerusakan. Sementara jumlah warga Kota Bima yang terdampak bencana banjir mencapai 105 ribu orang (ris)-
No Comments