Giri Menang (Global FM Lombok)-Komoditas buah buahan di Provinsi NTB sangat melimpah. Varietasnya pun sangat beragam. Kualitasnya juga tak kalah bagus, sehingga buah lokal sering diekspor ke luar negeri. Seperti buah manggis hasil panen petani di NTB yang diekspor ke Cina dalam jumlah yang sangat besar.
PT. Bintang Agro Sentosa berencana akan mengekspor sebanyak 400 ton manggis lokal ke Cina. Ekspor perdana telah dilakukan sebanyak 10 saat puncak HUT NTB 17 Desember 2019 lalu oleh Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah. PT. Bintang Agro saat ini tengah melakukan finishing packing housenya di Narmada, Lombok Barat untuk memenuhi standar yang disarankan Karantina Tumbuhan.
“Ekspor sudah menggunakan SKA (Surat Keterangan Asal) NTB. Manggisnya atas nama NTB,” kata I Made Yoga Giri dan Direktur PT. Bintang Agro Sentosa, Muntasar saat menerima kunjungan Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si dan tim dari Bidang Perdagangan Luar Negeri.
400 ton ini rencana ekspor perusahaan dalam setahun ini. Perusahaan ini telah membuka ruang pasar internasional bagi hasil produksi manggis lokal. Harapannya, nilai jual manggis lokal memiliki posisi tawar, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
“Selama ini petani mengaku menjual manggisnya 8.000 perkilo. Sekarang harga sudah bisa sampai 40.000 perkilo. Bahkan pernah tertinggi sampai Rp58.000 perkilo,” imbuhnya.
Tingginya penawaran harga jual manggis lokal ini karena petani diberikan pilihan pembelian oleh perusahaan. Cina menjadi salah satu negara dengan kebutuhan manggis sangat tinggi, sebanyak kemampuan memenuhinya (unlimited). Bahkan secara nasional, Indonesia diperkirakan baru memenuhi hanya 15 persen dari kebutuhan Cina. Manggis menjadi salah satu jenis buah yang dibutuhkan untuk konsumsi di sana.
Cina menjadi pasar yang sangat potensial untuk memasarkan hasil produksi manggis NTB. untuk itu, PT. Bintang Agro bergerilya mengedukasi petani manggis untuk memahami standar kualitas buah manggis yang layak diekspor.
“Ukuran buah yang harus dipenuhi ada. Cara memetiknya juga tidak bisa sembarangan. Tingkat kematangannya juga ada standarnya. Ini yang masih harus dipahami oleh petani,” demikian Made Yoga.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, lahan manggis tersebar di seluruh kabupaten kota di NTB, kecuali Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. Total tanaman menghasilkan sebanyak 86.699 pohon. Produksinya tahun 2018 sebanyak 13,3 juta Kg tahun 2018.
Selama ini ekspor telah dilakukan, namun melalui daerah lain. Manggis NTB hanya dikirim antar daerah. ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Batam, Jakarta, dan Semarang. Lalu diekspor oleh pengepulnya ke Cina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Hongkong. Termasuk Uni Emirat Arab dan Singapura.
Manggis NTB dikenal memiliki memiliki kualifikasi pasar internasional dibanding produksi manggis dari daerah lain. Misalnya, memiliki variasi rasa, ada kecutnya. Umumnya kecil-kecil dan paling menjadi selera. Paling bagus 12 butir/Kg. Manggis kelas buah kecil biasanya tidak memiliki biji sehingga tinggal makan.
Keunggulan lain manggis NTB, selain ukuran kecil, kecut manis. Kuping tangkai berwarna hijau, tangkainya juga segar, tidak hitam dan layu. Penanda ini memastikan isi didalam buahnya bagus/tidak rusak.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dra. Hj. Selly Andayani, M. Si mengatakan, dengan peluang pasar yang cukup besar untuk ekspor ke Cina, ada potensi bagi petani manggis lokal mendapatkan nilai penjualan lebih besar. hanya saja menjadi PR, dari 100 persen panen, 75 persen yang layak ekspor setelah disortir.
“Kalau bisa, erornya hanya 5 persen. kita fasilitasi eksportir kemudahan-kemudahan untuk terus ekspor menggunakan nama NTB. kita bantu kemudahannya, supaya tidak lagi ekspor menggunakan nama daerah lain. Ini bagus, semoga perusahaan-perusahaan lain juga mengikuti. Ekspornya menggunakan SKA NTB,” demikian Hj. Selly. (bul)
No Comments