Mataram (Global FM Lombok)-Ditutupnya Bandara International Lombok (BIL) selama delapan hari kemarin membuat para wisatawan beralih menggunakan jalur laut melalui fast boat rute Senggigi-Bali. Bahkan, saat BIL dibuka pada Kamis (12/11) kemarin, para wisatawan masih banyak yang menggunakan jalur laut. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk menaikkan tariff. Tarif yang dipasang mencapai Rp 600 hingga 700 ribu dari harga normal sebesar Rp 300 ribu sekali jalan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Lalu. M. Paozal kepada Global FM Lombok di kantor gubernur NTB. Ia mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi terhadap kondisi tersebut lantaran kondisi itu merupakan dampak dari tingginya permintaan penumpang. Untuk itu, Kementerian Pariwisata telah meminta kepada Kementerian Perhubungan agar melakukan intervensi terhadap kondisi tersebut. Hal itu karena izin operasional pengusaha fast boat berada di Kementerian Perhubungan.
Ia mengatakan, dengan melemahnya sector pariwisata akibat ditutupnya BIL sepekan kemarin, membuat pemerintah daerah berupaya untuk memperkuat tasportasi jalur laut seperti memperbanyak fast boat rute Bali-Lombok. Selain itu, dengan beroperasinya BIL kembali, pihaknya akan memperbanyak promosi wisata agar mampu mencapai target 2 juta kunjungan wisatawan yang sempat terperosok sepekan terakhir. Saat ini, angka kunjungan wisatawan ke NTB sudah mencapai 1,8 juta orang.
Pihaknya juga sudah membentuk krisis center di kantor Disbudpar NTB. Pembentukan krisis center tersebut dilakukan untuk mempermudah komunikasi antar pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dalam menangani pariwisata NTB yang menurutnya sedang “sakit” tersebut. (irs)-
No Comments