Frekuensi Gempa di NTB Menurun

Global FM
29 Feb 2020 10:06
2 minutes reading
Infografis kegempaan di NTB Selama Februari (sumber : BMKG)

Mataram (Global FM Lombok) – Aktivitas kegempaan di wilayah NTB cenderung menurun. Periode 21 sampai 28 Februari 2020, setidaknya terjadi gempa bumi sebanyak 116 kejadian yang didominasi gempa relatif kecil. Catatan BMKG Stasiun Geofisika Mataram, frekuensi gempa dengan Magnitudo kurang dari 3,0 dan kedalaman dangkal kurang dari 60 Kilometer.

“Dari 116 kejadian tersebut, terdapat 2 gempa bumi yang dirasakan sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, S.Si, Jumat (28/2).

Kejadian gempa bumi dominan yang dirasakan di Wilayah Pulau Lombok, untuk Intensitas III MMI satu kali kejadian. Selain itu terdapat juga gempa bumi dirasakan di Pulau Sumbawa dengan Intensitas II MMI dengan satu kali kejadian. Gempabumi yang dirasakan di Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa tersebut merupakan gempa bumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 Kilometer.

Baca Juga : Hujan Deras, Jalur Pusuk Sembalun Kembali Longsor dan Pohon Tumbang

Analisa gempa bumi di wilayah NTB dan sekitarnya pada periode 21 sampai 28 Februari 2020, dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu gempa berdasarkan magnitudo, frekuensi kejadian dan kedalaman tiap kejadian.

Dijelaskan Ardhianto, berdasarkan frekuensi kejadian, gempa bumi pada Periode 21 – 28 Februari 2020, terbanyak pada tanggal 25 dan 27 Februari 2020 dengan 20 kejadian.

Sementara berdasarkan besar magnitudonya, gempa dengan Magnitudo < 3 sebanyak 79 kejadian, gempa dengan 3 ≤ dan Magnitudo ≤ 5 sebanyak 37 kejadian dan tidak terdapat gempa dengan Magnitudo > 5 kejadian.

Baca Juga : Cuaca Buruk Akibatkan Truk Terbalik Dalam Kapal

Sementara berdasarkan kedalaman, dengan kedalaman < 60 kilometer sebanyak 89 kejadian, gempa bumi dengan 60 kilometer ≤ dan ≤ 300 kilometer sebanyak 25 gempa bumi dan terdapat 2 kejadian untuk kedalaman > 300 Kilometer.

Ardhianto mengimbau, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” ujarnya. (ars)

No Comments

Leave a Reply

Live Streaming