Mataram (Global FM Lombok)-Ditutupnya bandara Selaparang tahun 2011 lalu mengakibatkan sepinya pengunjung di Pasar Seni Kelurahan Sayang Sayang Kota Mataram. Kondisi itu berdampak pula terhadap pendapatan pedagang. Sebelum bandara Selaparang ditutup, para pedagang yang menjual berbagai macam bentuk kerajinan khas Lombok ini memperoleh omzet sekitar Rp 5 hingga 10 juta per minggu. Namun setelah bandara Selaparang ditutup, pendapatan mereka berkurang 80 persen yakni sekitar Rp 1 juta per minggu.
Demikian dituturkan salah seorang pedagang di pasar Seni Syang-Sayang, Mataram, Mismayanti kepada Global FM Lombok Sabtu (30/05) pagi. Pascapindahnya aktifitas bandara ke Lombok Tengah, omzet sebanyak Rp 5 juta kini dianggap sudah sangat besar. Padahal dua tahun lalu, omzet sebesar itu sudah rutin didapatkan.
Saat ini, bisnis oleh-oleh kerajinan tangan khas Lombok semakin berkembang seperti di Pasar Seni Sesela, Pasar Seni Senggigi dan lainnya. Ia mengatakan,saat ramai, pengunjung lebih didominasi oleh wisatawan dari luar negeri dan luar daerah. Pengunjung ramai pada masa liburan dan pada saat wisata konvensi atau MICE dari sejumlah daerah di Indonesia.
Melihat kondisi ini, ia berharap kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB untuk lebih memperhatikan nasib para pedagang dan juga pengerajin seni. Ia berharap agar Disbudpar kembali mengadakan kegiatan atau acara kesenian yang bersifat promotif seperti yang sering dilakukan beberapa tahun lalu. “Kalau dulu, Disbudpar sering adakan acara promosi wisata di pasar seni ini, jadi lebih banyak pendapatan kita, sekarang tidak ada. Harapnya semoga bisa hal seperti itu diadakan lagi”, katanya.(irs)
No Comments