Vanili Organik NTB Diminati Buyer Amerika

Global FM
17 May 2023 11:42
4 minutes reading

Mataram (Global FM Lombok)- Budidaya tanaman vanili mulai berkembang di NTB. Meski di satu sisi, spot-spotnya baru tersebar beberapa saja di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Hal ini sangat beralasan, karena vanili adalah tanaman yang masih dianggap asing oleh masyarakat. Diperlukan edukasi dan penyuluhan-penyuluhan terkait komoditas pertanian perkebunan yang cukup menjanjikan itu.

H. Muhir, pegiat sekaligus eksportir vanili organik di NTB juga belakangan intens melakukan pembinaan kepada kelompok tani yang melakukan budidaya vanili organik berstandar internasional. Pemilik UD. Rempah Organik Lombok ini didukung oleh Bank Indonesia Provinsi NTB, serta Balai Karantina Pertanian Kelas I A Mataram.

Muhir menyebut, beberapa spot budidaya vanili organik berstandar internasional kawasannya ada di Lombok Utara, dan dua kawasan di Sajang, Sembalun Lombok Timur. Ditambah lagi kawasan budidaya yang baru berkembang ada di Jurit Baru Lombok Timur. Di Pulau Sumbawa juga mulai dikembangkan, terutama di kawasan Tambora. Tetapi belum terorganisir.

‘’Kalau vanili organik berstandar internasional memang masih terbatas kawasan budidayanya. Tapi jumlah petaninya terus bertambah. Yang mengkhawatirkan adalah vanili non organik, karena tidak jelas pasarnya,’’ kata Muhir kepada wartawan belum lama ini.

Tanaman vanili organik secara ekonomis sangat menggiurkan. Untuk satu kilogram, vanili yang siap ekspor harganya Rp2 juta. Muhir mengatakan, permintaannya di luar negeri cukup besar. Saat ini, Singing Dog Vanilla dari Amerika Serikat cukup serius mengharapkan petani vanili organik di NTB menjadi pemasok kebutuhannya. Perusahaan ini juga, kata Muhir melakukan pembinaan langsung, sehingga pasarnya sangat jelas.

‘’Di negara-negara lain juga permintaan vanili cukup tinggi. Tapi kita tidak mencari buyer yang sekadar mau membeli. Kita perlu buyer yang melakukan pembinaan langsung ke petani, dan sudah ada kita punya,’’ ujarnya.

Ada juga pesanan yang masuk kepadanya, dimintanya sebanyak 5 ton per bulan. Namun permintaan ini menurutnya tidak realistis. Dan tidak juga didukung dengan ketersediaan produksi yang memadai. ‘’Sementara kita fokus untuk memenuhi permintaan buyer dari Amerika saja dulu. Karena permintaannya juga tinggi dan realistis, sampai 9 ton per tahun,’’ ungkapnya.

Tahun ini, pembeli dari Amerika Serikat ini memesan 6,5 ton. Sudah dipenuhi pesanan tersebut sebanyak 2,5 ton yang dilepas langsung ekspornya di Kantor Bank Indonesia NTB di Mataram beberapa waktu lalu.

Karena tingginya potensi permintaan vanili ini, Muhir mengatakan, perlu keseriusan semua pihak untuk mengedukasi petani mengembangkan vanili organik. Pasarnya sangat terbuka. NTB bisa dijadikan sentra penghasil vanili kelas dunia.

Di sisi lain, mantan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi NTB, H. Miftahudin Ma`ruf kini tengah memulai mengembangkan vanili organik. Karena komoditas perkebunan ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Bahkan pasarnya sangat terbuka untuk ekspor.

Rencananya, owner pengembang perumahan, PT. Baiti Jannati ini akan mengembangkan laboratorium vanili untuk memberdayakan masyarakat. Miftahuddin Ma`ruf mulai memulai membuat laboratorium vanili organiknya di atas lahan 2 are, memanfaatkan lahan pekarangannya 40-an are di Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Ada 200 pohon vanili yang tengah mulai ditanam. Rencananya sampai 1.000 pohon.  Penanamannya melibatkan ahli vanili dari luar daerah yang khusus diajak bekerjasama.

‘’Saya mulai dari dua paket dulu. Satu paket isinya 100 pohon. Pendampingan dimulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga berbuah,’’ ujarnya beberapa waktu lalu.

Diakuinya, pendampingan dari ahli vanili ini adalah proses pembelajaran, atau alih teknologi mengembangkan vanili. Dari proses alih teknologi ini, tempatnya membudidayakan vanili di Lingsar akan menjadi laboratorium untuk menggali sebanyak-banyaknya ilmu untuk mengembangkan vanili. Selanjutnya, ilmu budidaya vanili bisa ditularkan kepada siapa saja yang berminat membudidayakan vanili.

‘’Tempat ini akan jadi pusat belajar masyarakat nanti, siapapun yang ingin mengembangkan budidaya vanili,’’ kata Ma`ruf. 

Menurutnya, konsep memberdayakan masyarakat dengan budidaya vanili adalah upaya untuk menguatkan ekonomi masyarakat dan mendukung NTB mengembangkan vanili sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru selain pertambangan.

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB Dr.H Fathul Gani mengatakan, tanaman vanili tersebar di beberapa kawasan di NTB. Bahkan hasil produksinya sudah diekspor ke sejumlah negara.

“Vanili terus kita kembangkan karena secara geografis sangat cocok. Vanili cocok tumbuh di dataran sedang seperti di daerah Lingsar, Suranadi dan beberapa tempat lainnya,” kata H Fathul Gani.

Ia mengatakan, saat ini yang sedang dimaksimalkan oleh pihaknya yaitu memperbanyak bibit vanili. Sebab selama ini, vanili yang ditanam petani banyak yang didatangkan dari luar daerah. Dinas Pertanian menanam bibit vanili di lahan seluas 2 hektare di wilayah Punikan Lingsar Lombok Barat.

“Kita sedang sedang berupaya memperbanyak bibit ya. Kita upayakan vanili yang ditanam di sini nanti berasal dari bibit vanili lokal. Artinya kemandiarian dari sisi pembibitan itu kita tetap upayakan,” terang Fathul Gani.(ris)

No Comments

Leave a Reply

Live Streaming