Tanjung (Global FM Lombok) – Jajaran Polres Lombok Utara, berkesempatan mengawali Coffee Morning bersama awak media dan LSM se-KLU, Sabtu (11/1). Agenda itu sendiri, akan dijadwalkan secara rutin sebagai wadah diskusi antara kepolisian dengan elemen pilar ke empat pembangunan di KLU. Pada kesempatan ini, Kapolres Lombok Utara, AKBP Herman Suryono, SIK. M.Hum,. mengungkapkan pihaknya telah dua kali mengamankan warga yang menanam narkotika jenis ganja di pekarangan rumah.
Ia mengaku heran, kondisi iklim Lombok Utara rupanya sangat mendukung budidaya tanaman itu. Sebab biasanya, ganja banyak dibudidayakan di wilayah Pulau Sumatera, karena iklimnya mendukung. Selain budidaya tanaman, peredaran ganja dalam bentuk pocket juga menjadi atensi serius. Sepanjang 2019, banyak kasus transaksi dan peredaran narkoba yang berhasil diungkap. “Sekarang (narkotika) sudah sampai ke dusun-dusun. 2019 dua kali kita ungkap narkotika dalam bentuk tanaman. Di sini tumbuh subur, saya heran juga,” ungkapnya.
Baca Juga : Kasus ABH Meningkat, Didominasi Kejahatan Seksual
Selain narkotika, Polres juga mulai patroli cyber terhadap akun-akun palsu yang kerap menyebar hoaks dan memposting komentar provokatif. Menurut Kapolres, akun palsu berpotensi mengganggu Kamtibmas, terutama menjelang Pilkada. “Menjelang Pilkada 2020, ada hoaks-hoaks yang sengaja diciptakan. Penyebaran berita hoaks bisa ganggu stabilitas keamanan,” tegasnya. Sebagai institusi yang bertanggung jawab mengamankan kamtibmas, Herman mengingatkan kepada jajarannya agar bersikap netral, tidak memihak kepada calon.
Selain Pilkada, Polres juga mengintensifkan penyelidikan pada berbagai persoalan laporan masyarakat. Mulai dari kasus bantuan gempa, hingga program pemerintah daerah yang tersalur melalui OPD. “Untuk korupsi 2020, kita dalami apakah bisa proses sidik atau belum,” ujarnya menyikapi laporan bantuan RTG. Kasus RTG yang kini ditangani Polres, mengarah pada indikasi permainan oknum yang berpotensi merugikan masyarakat.
Baca Juga : SOMASI NTB Atensi Penyelidikan Kasus Rehab Pasar di Loteng
Misalnya, kata Kapolres, oknum aplikator maka dengan sengaja mengambil dana, namun tidak menyelesaikan pekerjaannya sampai selesai. “Beberapa masuk laporan, sudah proses penyelidikan. Beberapa aplikator nakal, duit diambil kerjaan tidak selesai, sekarang kita lagi proses. Itu kita dalami, apakah sudah bisa naik ke sidik, nanti kita lihat,” tandasnya. (ari)
No Comments