Okupansi Resort Diprediksi 80 Persen

Global FM
24 Dec 2019 12:11
3 minutes reading
Ilustrasi kunjungan wisatawan ke pantai. (Global FM Lombok/dok)

Mataram (Global FM Lombok) – Dua minggu menjelang akhir tahun tingkat hunian atau okupansi hotel maupun resort diprediksi akan meningkat. Hal tersebut dilihat dari mulai ramainya hunian beberapa hotel, baik city hotel maupun resort yang ada.

Ketua Kehormatan Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra, menerangkan bahwa peningkatan tersebut utamanya akan memuncak ketika malam pergantian tahun hingga awal tahun 2020 mendatang. Khususnya untuk resort-resort yang ada.

‘’Menjelang akhir tahun dan tahun baru, wisatawan domestik maupun mancanegara lebih tertarik menginap di resort daripada di hotel,’’ ujar Lanang saat dihubungi, Senin, 23 Desember 2019. Untuk resort, ia memprediksi peningkatan okupansi hingga 80 persen.

Diterangkan Lanang, beberapa kawasan yang akan menjadi andalan adalah wilayah tiga gili, Sekotong dan Mandalika. Sedangkan untuk hotel-hotel di tengah kota, seperti di Kota Mataram, diperkirakan hanya akan memperoleh peningkatan okupansi pada kisaran 50 persen.

Baca Juga : 2020, ITDC Genjot Investasi 10.000 Kamar Hotel

Investor Bangun Resort Kelas Dunia di Gili Tangkong

Untuk mewujudkan target okupansi tersebut, Lanang menerangkan pihaknya telah mengimbau kepada hotel dan resort yang ada untuk menyusun paket promosi khusus. Terutama untuk mengakomodir kebutuhan tamu dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk merayakan pergantian tahun dan menghabiskan masa libur panjang.

Okupansi di resort-resort, disebut sudah mulai ramai sejak tanggal 20 Desember lalu. Situasi tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga 5 Januari 2020 mendatang menjelang libur panjang akhir tahun berakhir.

Walaupun begitu, hingga saat ini okupansi city hotel disebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan okupansi resort. Khususnya untuk kegiatan MICE yang banyak digelar sepanjang akhir tahun. ‘’City hotel memang biasa ramai. Khususnya dengan agenda-agenda bisnis,’’ ujar General Manager (GM) Hotel Lombok Raya tersebut.

Selain itu, Lanang menerangkan bahwa persentase okupansi pada pergantian tahun kali ini menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Di mana akhir 2018 hingga awal 2019 okupansi hotel-hotel di NTB secara umum sempat turun drastis hingga kisaran 20-30 persen sebagai dampak bencana gempa.

Baca Juga : Sambut MotoGP Pembangunan Hotel Poltekpar Lombok Dikebut

‘’Waktu itu dampak gempa masih sangat terasa,’’ ujar Lanang. Selain gempa, masa pemulihan yang tengah berjalan juga disebut sebagai salah satu penyebab rendahnya okupasi pada tahun sebelumnya. Ditambah dengan harga tiket pesawat yang melambung serta kebijakan bagasi berbayar dari beberapa maskapai.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Suntono, menerangkan bahwa okupansi hotel maupun resort memang menunjukkan peningkatan secara statistik. Khususnya menjelang akhir tahun dan awal tahun yang diprediksi akan menyerap banyak tamu dan wisatawan.

Hal tersebut telah mulai terlihat sejak Oktober lalu, di mana tingkat hunian kamar baik di hotel bintang mau non-bintang telah menunjukkan peningkatan. ‘’Okupansi hotel akan meningkat secara perlahan. Itu sudah terlihat dari okupansi hotel yang terus tumbuh sejak dua bulan terakhir,’’ ujarnya. (bay)

No Comments

Leave a Reply