Bangun Rumah Pascagempa, Langkah Awal Tingkatkan Ekonomi

Global FM
13 Nov 2018 09:40
2 minutes reading

YEK AGIL

Mataram (Global FM Lombok)- Kalangan DPRD NTB melihat starting point pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB pascagempa ini terletak pada pembangunan rumah yang rusak akibat gempa. Tanpa adanya rumah sebagai kebutuhan primer, cukup sulit untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat yang sedang dalam kesulitan.

Sekretaris Komisi II Bidang Ekonomi DPRD NTB Yek Agil kepada Global FM Lombok mengatakan, komitmen pemerintah dalam merealisasikan janji-janji terkait recovery pascagempa sangat penting untuk menata kembali ekonomi masyarakat.

Starting point kita untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2019 ini adalah bagaimana pemerintah pusat merealisasikan seluruh komitmen-komitmen terkait dengan penanganan pascagempa itu ya. Yang pertama, bagaimana pemerintah itu sesegera mungkin merealisasikan pembangunan rumah itu dengan memberikan mereka uang,” katanya.

Ia mengatakan, harus diakui bahwa baik diatas kertas maupun secara ril dirasakan oleh masyarakat bahwa ekonomi sedang lesu. Namun dalam nota keuangan RAPBD NTB 2019, Pemprov NTB menargetkan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata nasional. Target tersebut harus diberikan apresiasi, karena ada rasa optimisme yang besar untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi pascagempa.

Yek Agil mengatakan, ada banyak potensi ekonomi yang bisa diperoleh dari kegiatan recovery ini, misalnya pengadaan material bahan bangunan bisa didatangkan dari dalam daerah. Kecuali besi, baja, semen dan asesoris rumah yang mau tak mau harus didatangkan dari luar daerah. Selain dari itu, material rumah non industri haruslah mampu dipenuhi dari dalam daerah seperi pasir, batu, batu bata, batako dan lainnya.

Begitu juga tenaga tukang dan pengawas bangunan semaksimal mungkin agar bisa memberdayakan masyarakat lokal. Kebijakan itu akan mempu menstimulus ekonomi masyarakat yang terpuruk pascabencana. Pemanfaatan tenaga kerja lokal juga akan mengurangi angka pengangguran dalam daerah.

“Jika masyarakat lokal banyak yang tidak ahli di bidang pembangunan dan pengawasan rumah yang tahan gempa, pemerintah pusat bisa memberikan pelatihan untuk meningkatkan skill mereka untuk selanjutnya diberdayakan secara optimal,” katanya.

Sebagaimana rilis BPS NTB pekan kemarin, perekonomian Provinsi NTB pada triwulan III-2018 mengalami kontraksi sebesar -13,99 persen dibandingkan dengan kondisi triwulan III-2017 (y on y). Sedangkan tanpa pertambangan bijih logam pada triwulan III-2018 juga mengalami kontraksi sebesar -0,36 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang tanpa pertambangan bijih logam mengalami kontraksi sebesar -0,36persen, jauh lebih rendah daripada pertumbuhan y o y pada triwulan yang sama. Pada tahun lalu yang tumbuh hingga 7,57 persen. Musibah gempa bumi dan kemarau yang cukup panjang menjadi faktor utama penyebab turunnya kinerja ekonomi tanpa pertambangan bijih logam.(ris)-

No Comments

Leave a Reply

Live Streaming