MUI NTB Minta Tempat Hiburan Tutup Selama Ramadhan

Global FM
2 Jun 2016 16:16
2 minutes reading
Ketua MUI NTB Prof Saiful Muslim

Ketua MUI NTB Prof Saiful Muslim

Mataram (Global FM Lombok)- Mejelis Ulama Indonesia (MUI) NTB meminta agar kafe dan tempat hiburan malam tidak beroperasi selama bulan puasa. Hal itu dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Oleh sebab itu, pemerintah daerah diharapkan tegas untuk melakukan penutupan jika ada kafe maupun tempat hiburan yang beroperasi selama bulan Ramadhan ini.

Hal itu dikatakan Ketua MUI NTB, Prof H Saiful Muslim di Mataram, Kamis (2/06). Ia mengatakan, setiap bulan puasa, pemerintah selalu menghimbau kepada semua pengusaha kafe dan tempat hiburan untuk tutup selama bulan Ramadhan. Aturan itu harus diikuti oleh pengusaha kafe agar tidak mengganggu ibadah puasa. Jika tidak, pemerintah harus bersikap tegas untuk melakukan penertiban, terutama di tempat-tempat wisata.

Menurutnya, provinsi Bali bisa melakukan pengaturan bukan hanya bagi warga lokal namun juga wisatawan asing saat hari raya Nyepi. Hal itu, juga harus mampu dilakukan oleh pemerintah di NTB saat bulan Ramadhan.

“Orang yang di Bali saja bukan hanya orang dalam negeri yang bisa diatur kok, orang dalam negeri juga dia atur. Itu Nyepi itu kan pesawat saja tidak boleh masuk, masak kita tidak bisa menutup tempat hiburan.  Oleh karena itu pemerintah harus tegas, masak sebulan saja, kafe tidak bisa ditutup. Kita harapkan pemerintah itu untuk menutup sementara pada bulan puasa ini.Kita harapkan untuk bulan puasa ini juga memahami mereka yang datang kesini”,katanya.

Ia mengatakan, NTB terkenal dengan pulau seribu Masjid. Selain NTB, juga memiliki pondok pesantren yang jumlahnya tidak sedikit. Karena itu, perilaku masyarakat di NTB ini harus mencerminkan julukan pulau seribu Masjid dan keberadaan pondok pesantren yang jumlahnya sangat banyak didaerah ini. Oleh sebab itu, selama Ramdhan ini, tempat-tempat hiburan itu tidak boleh beroperasi. Selain menutup tempat hiburan, MUI NTB juga meminta agar pemerintah tegas terhadap penggunaan kembang api yang bisa mengganggu ibadah di bulan suci ini.

“ Pada saat orang sedang terawih, baca Al Qur’an, berbuka itu bisa mengagetkan. Jadi kita himbau pemerintah daerah supaya melarang kembang api’,katanya. (irs)-

No Comments

Leave a Reply

Live Streaming