Jakarta (Global FM Lombok) – Provinsi NTB dan Bali berpotensi menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Wakil Ketua IV KONI Pusat, K. Inugraha, Rabu (11/4) saat kunjungan anggota dewan Provinsi NTB ke KONI pusat.
Menurutnya, NTB dan Bali sudah mendaftar menjadi calon tuan rumah PON 2024. Beberapa persyaratan sebagai calon tuan rumah juga sudah dipenuhi, diantaranya adalah penandatanganan nota kesepahaman antara kedua daerah terkait pembagian cabang olahraga. Kemudian, pemerintah dan kalangan dewan sudah komitmen untuk mendukung terutama dari sisi anggaran.
Selain itu, jarak jangkau provinsi NTB dan Bali lebih baik dari daerah pesaingnya untuk menjadi calon tuan rumah PON 2024, yakni provinsi Aceh, Sumatera Utara serta kalimantan Selatan. Akan tetapi, terpilihnya NTB dan Bali sebagai tuan rumah ditentukan pada hasil Musornaslub 34 provinsi tanggal 24 April ini.
“Merasa terharu atas kesiapan NTB jadi calon tuan rumah. Kalau saya pribadi pasti pilih Bali dan NTB. Tapi kembali lagi ke rapat akhir. Bali NTB sudah daftar dan penuhi persyaratan administrasi. Tim ferivikasi Bali dan NTB dan sudah melihat. Jarak jangkau menjadi salah satu kriteria. Tapi voternya nanti 34 provinsi pada saat Musornaslub tgl 24”,katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V Bidang Olahraga DPRD NTB, MNS Kasdiono mengatakan, jajaran pemerintah provinsi NTB dan juga KONI NTB sedang melobi untuk mewujudkan NTB dan Bali sebagai tuan rumah PON 2024. Menurutnya, keinginan NTB sebagai tuan rumah PON 2024 tidak semata-mata terkait prestasi. Namun, bagaimana NTB bisa mewujudkan PON yang bermartabat tanpa ada bentrok maupun kisruh yang selama ini sering terjadi. Ia juga mengatakan, NTB dan Bali sangat siap sebagai tuan rumah dan akan mengusung konsep sport tourism culture.
“Kalau melihat tiga kandidat daerah lain, dari sisi tourism, kultur kita lebih unggul. Ini penting, karena kalau ini gagal kita akan tunggu bertahun-tahun lagi”,katanya.
Minta Perluas Ruang Olahraga
Dalam kesemapatan itu Inugraha meminta pemerintah daerah, termasuk Pemprov NTB untuk memperluas ruang olahraga . Hal itu dilakukan agar ada pembinaan olahraga sejak dini. Menurutnya, terjerumusnya pemuda ke dalam penyalahgunaan narkoba maupun menyibukkan diri dengan gadget lantaran mereka kurang akses terhadap olahraga. Padahal, kalau olahraga dilakukan maka dipastikan generasi muda akan lebih berkualitas lantaran jasmaninya sehat.
Ia mengharapkan agar pemerintah daerah membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang anggaram olahraga. Di beberapa daerah sudah ada anggaran olahraga sebesar 2 persen dari total APBD nya. Adapun dana olahraga yang bersumber dari APBN, diakuinya masih rendah yakni 0,03 persen. Masih jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia maupun Singapura.
“Kenapa anak-anak muda punya ruang untuk bermain gadget dan lain hal-hal yang negatif kalau mereka karena kurang ruang olahraga. Mohon untuk anggaran olahraga diperdakan sekian persen. Kalau di beberapa daerah sudah dua persen. Kita sedang usulkan APBN karena APBN ini masih 0,03 persen jadi sudah jauh sekali bila dibandingkan dengan negara tetangga kita”,ujarnya.
Ia mengatakan, KONI pusat sudah membuat program sentra olahraga di setiap provinsi. Dimana, minimal setiap kabupaten kota harus memiliki satu cabang olahraga unggulan. Kalau itu bisa dilakukan, diharapkan Indonesia bisa menjadi Macan Asia. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, MNS Kasdiono mengatakan, anggaran olahraga di NTB sebesar 2 persen dari total Rp 5 triliun. Namun, di tingkat kabupaten kota lainnya itu belum seimbang. (dha) –
No Comments