Mataram (Global FM Lombok)- Kalangan DPRD Provinsi NTB mendukung keinginan sebagian masyarakat adat di Desa Gumantar, Kabupaten Lombok Utara untuk membangun rumahnya dengan konsep kearifan lokal. Artinya mereka akan membangun rumah dengan bahan kayu, bambu dan ilalang untuk mempertahankan konsep hunian tahan gempa yang menjadi warisan para leluhur.
Anggota DPRD NTB Johan Rosihan kepada Global FM Lombok di Mataram mengatakan, pemerintah sebaiknya memberi kebebasan warga untuk membangun ulang rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Lombok dan Sumbawa. Jika pun disyaratkan bangunan tersebut harus tahan gempa, maka aktifitas masyararakat tersebut tinggal dipantau. Yang terpenting dana perbaikan rumah itu segera dicairkan.
“Masyarakat punya kearifan lokal, penuhi saja. Pantau dia. Masukkan saja uang ke rekeningnya pantau dia rumah apa yang dia mau. Timbul kesadaran mereka untuk kembali ke rumah bentuk adat, silahkan bentuknya diatur. Misalnya menggunakan kayu, bambu. Saya pikir akan lebih murah juga,” kata Johan.
Sebelumnya, Jumayar, salah seorang warga di Dusun Desa Beleq, Desa Gumantar, Kecamatan Khayangan Lombok Utara mengatakan, warga setempat akan kembali membangun hunian dengan desain tradisional pascagempa. Karena belajar dari pengalaman gempa kemarin, dari 65 unit rumah di kampung tersebut, sebanyak 32 rumah yang terbuat dari tembok dan beton. Seluruh rumah tembok ternyata luluh lantah saat diguncang gempa. Sementara sebanyak 33 unit rumah adat yang bangunannya hanya dari kayu, bedek, dan atap ilalang kondisinya tetap utuh. Bahkan fondasi rumah tidak bergeser sedikitpun.(ris)
No Comments