Bencana Hidrometeorologi, 2.820 Jiwa di NTB Terdampak

Global FM
23 Dec 2019 07:40
3 minutes reading
Hujan lebat Sabtu, 21 Desember 2019 di Kota Bima yang menyebabkan banjir yang membawa lumpur dan merusak belasan lapak pedagang. (Global FM Lombok/pusdalops bima)

Mataram (Global FM Lombok) – Banjir dan angin kencang di Kota Bima Sabtu, 21 Desember 2019 menambah daftar bencana hidrometeorologi di NTB, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Tercatat korban jiwa terdampak sudah mencapai 2.820 orang. Selain itu, ratusan rumah rusak ringan hingga rusak berat.


Sementara BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk untuk kewaspadaan masyarakat dan kesiapsiagaan pemerintah.

Kejadian di Kota Bima, banjir dan angin kencang menyebabkan 11 lapak pedagang di Kelurahan Dara rusak diterjang angin kencang. Empat rumah rusak bagian atap di Kelurahan Dara dan Penaraga. Sejumlah pohon juga dilaporkan tumbang. Sementara banjir menyebabkan luapan air dan lumpur di Kelurahan Panggi, Kelurahan Sambinae, jalan depan PLTD Niu Kelurahan Dara.

Rekapitulasi data BPBD NTB, ribuan korban jiwa terdampak itu tersebar di seluruh NTB kecuali Kabupaten Lombok Utara. Diantara korban jiwa terdampak, ada yang mengalami luka luka akibat tertimpa pohon dan bangunan roboh. Terdata, 21 orang mengalami luka luka.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD NTB H. Ahsanul Khalik, S.Sos.MH, 2.820 korban jiwa terdampak itu sudah mendapat penanganan darurat dari masing BPBD kabupaten dan kota. Logistik, terpal, matras dan selimbut diberikan kepada korban jiwa yang terdampak paling parah.

“Selain itu, untuk antisipasi munculnya bencana lanjutan, peralatan kebencanaan banjir, angin puting beliung dan tanah longsor sudah disiapkan,” ujarnya.


Sementara dampak kerusakan yang ditimbulkan terus bertambah. Jumlah rumah rusak berat mencapai 173 unit, rumah rusak sedang 215 unit dan rumah rusak ringan 319 unit. Sementara fasilitas umum, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan yang rusak mencapai 14 unit.

Sebagai langkah penanganan, saat ini pihaknya berkoordinasi dengan masing masing BPBD kabupaten dan kota untuk mengeluarkan status siaga darurat bencana. Sementara baru Bupati Dompu dan Bupati Sumbawa yang menerbitkan status siaga bencana.

Sementara daerah lain diketahuinya sendang proses penyusunan laporan, disusul teken bupati dan walikota masing masing daerah. SK dari daerah ini akan disusul penetapan berupa SK siaga darurat dari Pemprov NTB sebagai bahan usulan anggaran ke BNPB.

Hujan lebat Sabtu, 21 Desember 2019 di Kota Bima yang menyebabkan banjir yang membawa lumpur dan merusak belasan lapak pedagang. (Global FM Lombok/pusdalops bima)

Peringatan Dini


Sementara BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk, sehingga masyarakat dan pemerintah diminta tetap waspada potensi hujan ekstrem, memicu bencana hidrometeorologis. Seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung.

Pada dasarian II (10 hari) Desember 2019, umumnya sudah terjadi hujan di sebagian besar wilayah NTB dengan kategori rendah hingga menengah.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat,


Nindya Kirana dan Ni Made Adi Purwaningsih memaparkan, curah hujan kategori menengah terjadi di sebagian besar Pulau Lombok, sebagian Sumbawa dan sebagian kecil Bima. Curah Hujan tertinggi tercatat di Brang Rea sebesar 308 mm/dasarian.

Sementara sifat hujan pada dasarian II Desember ini cukup bervariasi. Di Pulau Lombok sifat hujan atas normal terdapat di sebagian kecil Lombok Barat, sebagian Lombok Tengah, Lombok Utara dan sebagian kecil Lombok Timur. Sifat Hujan atas normal di Pulau Sumbawa terdapat di sebagian Sumbawa, Bima dan Dompu.

“Namun masih pula terdapat wilayah dengan sifat hujan Bawah Normal seperti sebagian besar Sumbawa Barat, Kota Bima dan sebagian Dompu,” kata Nindya Kirana.

Ni Made Adi Purwaningsih menambahkan, setelah memasuki musim hujan hampir di seluruh wilayah NTB, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem. ‘’Ini dapat menimbulkan bencana hidrometeorologis seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung dan tanah longsor,’’ jelasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar beradaptasi dengan masa-masa peralihan musim yang identik dengan turunnya hujan dengan intensitas lebat seperti belakangan terjadi di beberapa wilayah NTB. (ars)

No Comments

Leave a Reply