Mataram (Global FM Lombok)- Ketua Pusat Studi Hak Asasi Manusia (HAM), Dr. Ani Suryani mengatakan, keterlibatan perempuan di bidang politik dan jabatan publik di Kota Mataram masih rendah. Untuk di legislatif Kota Mataram saja, jumlah perwakilan perempuan baru lima orang. Jumlah itu dinilai belum bisa mewakili aspirasi seluruh perempuan yang ada di Kota Mataram.
Hal itu dikatakan Ketua Pusat Studi HAM, Dr. Ani Suryani usai kegiatan Sosialisasi Peningkatan Peran Perempuan di Bidang Politik dan Jabatan Publik, Rabu (31/1) di Mataram. Ia mengatakan, rendahnya keterlibatan perempuan di bidang politik ini bukan hanya terjadi di daerah, namun juga di tingkat pusat. Sejauh ini baru dua perwakilan perempuan yang duduk di kursi DPD RI, sedangkan di DPR RI masih belum ada.
“Di Kota Mataram masih harus ditingkatkan karena melihat jumlah penduduknya cukup tinggi. Kan persentasinya dari jumlah penduduk dilihat karena dia mewakili wilayah-wilayah yang menjadi aspirasinya. 30 persen dari jumlah penduduk seharusnya yang 450 ribu jiwa. Kalau cuma lima masih jauh. Ini jangan hanya di sini, di pusat hanya dua di DPD. Kalau di DPR RI nya tidak ada. Di NTB juga harus ditambah”,katanya.
Menurutnya, masih rendahnya keterlibatan perempuan di ranah politik disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor internal diri dan faktor ekskternal. Faktor internal adalah persoalan yang ada di dalam diri perempuan sendiri. Perempuan, menurutnya perlu benar-benar mempersiapkan diri ketika akan terjun ke dunia politik. Apalagi, politik adalah seni untuk menarik suara dan perhatian masyarakat. Adapun faktor eksternal bisa datang dari masyarakat maupun partai politik. Dalam hal ini, kebijakan partai politik harus lebih ramah terhadap politisi perempuan dan tidak boleh ada diskriminasi.
Yang paling penting untuk diingat adalah pola pikir perempuan, mereka harus menyadari bahwa mereka mewakili suara perempuan dan bukan mewakili kelompok tertentu. (dha)-
No Comments