Bima (Global FM Lombok) – Jika sehari sebelumnya warga memblokade jalan lantaran soal pupuk. Kini ratusan warga Desa Leu Kecamatan Bolo juga memblokade jalan lintas Bima-Sumbawa tepatnya di Desa setempat, Selasa (7/1).
Aksi blokade warga dengan membakar ban bekas, memasukan batu dan kayu ke bahu jalan tersebut, terkait dugaan kecurangan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 83 Desa di Kabupaten Bima yang digelar 16 Desember 2019.
Massa aksi menuding panitia pelaksana melakukan kecurangan dengan menggandakan pemilih. Sebagai bentuk sikap protes kecurangan tersebut warga langsung memblokade jalan. “Kami tidak terima hasil Pilkades Leu kemarin, karena dugaan ada pemilih ganda,” kata Koordinator massa, Sirajudin.
Menurutnya, pemilih ganda itu bahkan diduga sudah mencoblos di desa lain yang juga melaksanakan Pilkades serentak. Setelah memilih di desa yang lain, pemilih itu kembali memilih di desa setempat. “Adanya hal ini membuat calon Kades tertentu menang, dengan selisih satu suara,” katanya.
Oleh karena itu, massa aksi mendesak agar pihak terkait seperti Bupati, DMPD dan Pemerintah Desa memberikan penjelasan dan penjelasan terkait adanya indikasi kecurangan tersebut.
Baca Juga : Pilkades di Lombok Barat Makan Korban, Seorang Jurnalis Dikeroyok Pendukung Calon yang Kalah
Selain itu, mereka juga menuntut agar pelantikan Kades terpilih khususnya Desa Leu dibatalkan karena cacat hukum. Apabila tuntutan diindahkan, massa aksi mengancam akan tetap memblokade jalan.
“Tuntutan kami tegakkan keadilan dan batalkan pelantikan Kades terpilih hingga masalah tuntas,” kata Sirajudin.
Aksi massa aksi dengan memblokade dan membakar ban bekas di jalan tersebut membuat arus lalu lintas macet sepanjang belasan kilometer. Para pengendara ada juga yang memutar arah.
Dalam menghentikan aksi demonstari dan blokade jalan, Aparat Polsek Bolo, Polres Bima dan TNI diterjunkan ke lokasi. Bahkan satu unit mobil water canon juga diterjunkan untuk menghalau massa.
Terpisah, Kepala Dinas DPMD Kabupaten Bima, Tajuddin SH enggan mengomentari terkait tuntutan warga desa Leu tersebut. Hanya saja, Ia mengaku persoalan tersebut sedang dibahas. “Kami sedang membahasnya. Untuk saat ini saya belum bisa komentari,” katanya singkat via whatsapp. (uki)
No Comments