Mataram (Global FM Lombok)- Dinas Pertanian dan Perkebuan Provinsi NTB memastikan bahwa musim kemarau yang terjadi tahun ini tidak berdampak pada lahan pertanian. Karena hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan laporan kekeringan dari kabupaten kota.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi kepada Global FM Lombok Senin (28/08) di Mataram. Ia mengatakan, berdasarkan koordinasi yang sudah dilakukan dengan Badan Mitrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini dinilai masih normal. Kondisi ini dipandang tidak merusak tanaman. Namun, kekeringan yang terjadi hanya berdampak pada krisis air bersih yang terjadi disejumlah daerah.
“Belum ada laporan terkait dengan kebutuhan air pertanian langka atau tidaknya atau kering atau tidaknya. Saya akan mendapatkan laporan ketika petugas pengendali di kabupaten kota sudah ada warning atau kekeringan sudah sekian hektar, gagal puso sekian, gagal panen sekian, yang berat sekian, yang ringan sekian yang sedang sekian. Kalau kekeringan belakangan ini intensitas hujan sudah kurang sudah seminggu ini tidak ada hujan bahkan dua minggu ini. Menurut BMKG kondisi ini normal sebetulnya,”katanya
Ia mengatakan, meski belum ada laporan dari petugas, musim kemarau tahun ini diprediksikan pasti berdampak pada lahan pertanian di sejumlah daerah. Namun dipastikan tidak terlalu parah dan bisa diatasi oleh para petani. Kebutuhan perairan tanaman para petani saat ini diklaim berbeda dengan sebelumnya.
Dimana, hal tersebut dipengaruhi oleh pola tanam dan bibit yang digunakan seperti pola jajar legowo khusus untuk pertanian padi. Beberapa langkah yang dilakukan petani untuk memenuhi kebutuhan air yaitu dengan menggunakan mesin pompa.
Sementara untuk serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hama lanjut Fauzi, hal tersebut tidak terjadi di Provinsi NTB. Kasus tersebut saat ini banyak terjadi di Sumatera dan Jawa.”Kalau OPT sudah saya sampaikan, OPT WBC yang kebetulan tahun ini mewabah di luar NTB di Jawa, Sumatera,” (azm)
No Comments