Kafe Tuwa Kawa, Sajikan Kopi Berkualitas Sambil Bina Petani Lokal

Global FM
29 Aug 2021 20:31
3 minutes reading
Seorang pengunjung sedang menikmati sajina kopi berkualitas dari Kafe Tuwa Kawa (ist)

Mataram ( Global FM Lombok)- BAGI pecinta kopi yang berkualitas tampaknya harus mencoba aneka menu racikan kopi di Tuwa Kawa Coffee & Roastery yang terletak di jantung Kota Mataram, tepatnya di Jl. Gunung Kerinci Dasan Agung. Kopi jenis Arabika dan Robusta yang ditawarkan kepada penikmat kopi di tempat ini berasal dari petani kopi lokal, baik di Lombok maupun Sumbawa.

“Tuwa Kawa diambil dari bahasa Sumbawa yaitu Tuwa sendri artinya hutan atau belantara, sementara Kawa artinya kopi. Sehingga jika dirangkum itu akan menjadi belantara kopi yang ada di NTB,” tutur Hendra Kusuma, Owner Representative Tuwa Kawa Coffee & Roastery kepada Global FM Lombok akhir pekan kemarin.

Di sini tersedia Kopi Sembalun, Kopi Tepal, Kopi Punik, Kopi Bau Desa, Kopi Tambora, Kopi Batu Rotok, Kopi Sajang, dan lainnya. Semua kopi lokal ini memiliki taste tersendiri yang sesungguhnya berbeda dengan kopi-kopi lainnya di luar daerah. Kopi lokal NTB kata Hendra lebih “fruity” atau ada rasa buah terutama ada sedikit rasa asam karena perkebunan kopi di NTB terkadang diselingi dengan pohon yang lain sehingga mempengaruhi rasa kopi itu sendiri.  

“Kami mengkhususkan diri menjual kopi lokal saja. Ada semangat kami untuk membangkitkan gairah petani kopi, membangkitkan jejak kopi NTB. Sehingga tidak ada di kami kopi-kopi yang datang dari luar pulau Lombok dan Sumbawa,” katanya.

Hendra Kusuma

Dulunya kopi yang diproduksi oleh petani kata Hendra diproses oleh masyarakat dengan cara biasa atau dengan cara di luar layaknya kopi yang berkualitas, padahal biji kopi yang dihasilkan sebenarnya berkualitas, namun pengolahan yang belum sesuai standar. Sehingga di Tuwa Kawa Coffee & Roastery pihaknya mengolah biji kopi tersebut dengan standar yang bagus, sehingga menciptakan aroma dan cita rasa kopi yang berkualitas dan unik. 

Di masyarakat misalnya ada tradisi mencampur kopi dengan beras, jagung, kelapa atau bahan lainnya saat disangrai. Padahal cara itu dinilai akan mengubah cita rasa kopi itu sendiri. Di Tuwa Kawa, pengelolanya menghadirkan 100 persen kopi pilihan dengan pengolahan yang baik dan standar.

“Kemarin ada pelanggan kami minta contoh kopi dan rencananya akan dikirim ke New Zealand juga. Dan kami juga sudah mempasarkan kopi ini ke daerah-daerah lain selain dikonsumsi oleh kafe-kafe di sekitar NTB,” tuturnya.

Yang membuat Tuwa Kawa Coffee & Roastery menjadi lebih menarik karena alat roastingnya sangat modern. Bahkan di kafe ini tersedia alat roasting dengan kapasitas yang besar yaitu sampai 150 kilo per hari. Ini sejalan dengan semangat Pemprov NTB yang sedang menggalakkan IKM dan UMKM di masa pandemi ini.

Alat rosting kopi dengan kapasitas besar dan modern

Pihaknya kata Hendra juga rajin mengedukasi petani kopi di bawah agar produk yang mereka hasilkan terjaga kualitasnya. Misalnya buah kopi yang dipanen adalah buah yang sudah merah cherry atau yang sudah matang. Jika kopi dipanen sebelum matang, tentu rasanya akan berbeda dan menurunkan kualitas kopi itu sendiri.   

“Kenapa kami edukasi petani, kami ingin agar petani bisa menjadi petani kopi lebih modern, yang memulai mempengaruhi pasar, tidak lagi menghasilkan kopi yang biasa saja. Dengan kualitas yang bagus, maka harga juga akan semakin bagus” katanya.

Saat ini di gudang Tuwa Kawa terdapat sekitar 6,5 ton biji kopi yang berasal dari petani kopi di Lombok dan Sumbawa. Sebelumnya ada 9 stok kopi yang tersimpan, namun seiring waktu kopi-kopi tersebut cukup banyak direspon oleh konsumen, baik yang menikmatinya di Kafe Tuwa Kawa atau dengan memesan dalam bentuk roast bean atau biji kopi yang sudah disangrai, ada juga yang sudah digrinder atau dalam bentuk bubuk.(ris)

No Comments

Leave a Reply