Mataram (Global FM Lombok) -Kapolda NTB Brigjen Pol, Srijono memberikan keterangan resmi terkait penangkapan enam terduga teroris, di Bima dan Dompu. Dalam jumpa pers Kapolda, Minggu (21/9) malam, keenam orang yang ditangkap itu pelarian dari Poso dan termasuk jaringan gembong teroris Santoso.
“Dari hasil pengembangan oleh Densus yang melakukan penangkapan, mereka ini jaringan Santoso dan sudah cukup lama jadi DPO,” terang Kapolda di ruangannya. Mereka juga tercatat melakukan aktivitas terorisme di luar dan di dalam NTB, khususnya di Bima. ‘’Sudah banyak aktivitas mereka yang berkaitan dengan itu (terorisme, red), diantaranya melakukan pelatihan-pelatihan militer,’’ bebernya.
Selama ini, pengejaran dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri, namun lolos dalam beberapa kali pengejaran. Pihaknya juga mendapat konfirmasi, bahwa diantara mereka ada yang pernah kabur saat penangkapan di Dompu 2012 lalu. “Ya diantara mereka ini yang lolos penyergapan waktu itu,” tegasnya.
Srijono juga menjelaskan soal penyergapan Sabtu sore lalu di Desa O’o Kabupaten Dompu. Saat penggerebekan, terduga teroris NDN berusaha melawan. Di badannya terdapat bom yang hendak dilempar ke tim Densus yang akan menangkap. Atas dasar itu, terpaksa dilepaskan tembakan ke tubuh NDN sedikitnya tiga kali, yang akhirnya menyebabkan dia tewas.
Proses penangkapan berlangsung melibatkan personel gabungan, selain Densus 88, juga tim Polda NTB, dari unsur intelijen, Ditreskrimum. Hingga malam kemarin, pengejaran ke terduga teroris lainnya masih dilakukan. “Siapapun yang terlibat, saya dukung untuk dilakukan penangkapan oleh tim Densus,” tegasnya.
Namun demikian, ia akan tetap mengupayakan proses autopsi berlangsung di Mataram, termasuk proses hukum terhadap lima orang yang masih hidup. Karena bagaimana pun juga menurut Kapolda, mereka adalah warga NTB yang harus dilindungi, meskipun tetap harus ditindak tegas.
Sementara data enam terduga teroris yang diamankan, empat orang warga yang diamankan di Bima, masing-masing, Juw (26) asal Padang Sumatera Barat, SA yang merupakan PNS warga Desa Sai Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Gun (31) asal Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima serta Sal asal Kelurahan Sarae Kecamatan Rasa NaE Barat Kota Bima. Kemudian dua terduga teroris lainnya masing-masing NDN (tewas ditembak) dan Abd.
Penggerebekan di Bima bermula dari penangkapan pengendara mobil Feroza Nopol EA 650 SZ menuju Desa Sai. Namun saat masuk di Dusun Punti, Densus 88 menghadang kendaraan berwarna hijau dimaksud. Di dalamnya tidak hanya Gun namun juga istri CL (17) yang baru dinikahinya 10 bulan ibu mertua Arf (90), seorang laki-laki muda, kakak ipar Gun yang juga merupakan istri Juw yang ditangkap terpisah. (ars/use/ris).
No Comments