Dampak El Nino, Petani di BIma Banyak Menanam Jagung

Global FM
19 Nov 2023 22:41
2 minutes reading

Bima (Global FM Lombok)-

Fenomena El Nino di Indonesia disebut-sebut telah memberikan pengaruh terhadap produksi pertanian padi. Namun petani di Kabupaten Bima tak terpengaruh dengan adanya El Nino di tahun 2023 ini, sebab petani beralih ke komoditas lain yang tak banyak memerlukan air seperti jagung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima Hj. Nurma mengatakan, petani banyak yang beralih ke komoditi jagung karena harganya yang bagus. Di sisi lain, sebelum harga gabah sangat tinggi seperti sekarang ini, harga gabah petani pernah anjlok sehingga banyak petani yang tak menanam padi di musim kemarin.

“El Nino tak terlalu berpengaruh terhadap produksi padi, hanya saja di Bima banyak petani yang beralih komoditi ke tanaman jagung,” kata Nurma, Senin 13 November 2023.

Ia mengatakan, selain jagung, petani di Bima banyak yang menanam bawang terutama di kawasan pertanian yang minim air.

Terkait dengan produksi padi di tahun 2023 ini, kepala dinas mengatakan kondisi cuaca secara umum tak memberi pengaruh signifikan. Terbukti sejauh ini tak ada beras atau gabah dari luar daerah yang masuk ke Bima.

Berdasarkan data yang dimilikinya, produksi padi dari januari – April sebanyak 30.905ton yang terdiri dari padi lading dan padi sawah. Sementara total produksi jagung di periode yang sama sebanyak 71.626 ton.

Salah satu isu yang sering mencuat di Bima yaitu masalah pupuk. Ada sejumlah persoalan yang sering mencuat terkait pupuk ini, namun pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum agar tidak ada lagi penyelewengan pupuk di lapangan.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, bahwa luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 288,37 ribu hektare, mengalami kenaikan 18,28 ribu hektare atau 6,77 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 270,09 ribu hektare.

Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1,55 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 93,87 ribu ton GKG atau 6,46 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 1,45 juta ton GKG. Sementara itu, produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 880,99 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 53,47 ribu ton atau 6,46 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 827,52 ribu ton.

Berdasarkan hasil Survei KSA, puncak panen padi pada 2023 selaras dengan tahun sebelumnya yaitu terjadi pada Bulan Maret, dengan luas panen mencapai 73,77 ribu hektare. Namun demikian, puncak panen padi pada Maret 2023 relatif lebih rendah atau turun sekitar 10,64 ribu hektare (12,61 persen) dibandingkan Maret 2022.(ris)

 

 

No Comments

Leave a Reply