Mataram (globalfmlombok.com) – Pemprov NTB mengajukan tambahan 150 ribu tabung gas melon ke Pemerintah Pusat. Permintaan itu menyusul kekosongan stok di beberapa wilayah akibat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam surat Nomor: 050/H1S/DPC.NTB/IX/2025 dengan tembusan Gubernur NTB, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Kepala Dinas ESDM NTB, dan Ketua DPC Hiswana Migas NTB.
Permintaan penambahan kuota gas melon sudah diusulkan sejak 8 September 2025. Namun, hingga kini belum mendapat tanggapan.
Adapun kuota penambahan gas melon untuk 10 kabupaten/kota di NTB. Di antaranya Kota Mataram sebanyak 20.444,8, Kabupaten Lombok Barat sejumlah 23.475,2. Lalu untuk Kabupaten Lombok Tengah 28.243,2, dan Kabupaten Lombok Timur 34.899,2.
Kemudian Kabupaten Lombok Utara 7.100,8, Kabupaten Sumbawa 12.208, Kabupaten Sumbawa Barat 3.449,6. Untuk Kota Bima 3.920, Kabupaten Bima 8.7744, serta Kabupaten Dompu 6,291,2.
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menegaskan kekosongan stok ini murni karena adanya kegiatan keagamaan. Bukan karena digunakan untuk dapur MBG. “Jangan spelukasi seperti itu. Ini murni karena penggunaan di luar yang diperuntukkan,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaluddin Malady mengatakan, di tengah kekosongan gas melon saat ini. Pemprov NTB telah mengusulkan penambahan penyaluran kepada Pertamina.
Menanggapi dugaan penggunaan gas melon untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Jamal menegaskan gas melon diperuntukkan hanya untuk masyarakat miskin. Ia menegaskan, penggunaan gas melon diperuntukkan kepada pengusaha, dapur MBG dan lainnya.
“Kami mengimbau kepada elpiji 3 kg ini tidak boleh dipakai oleh pengusaha, restoran, hotel atau dapur MBG, Industri tembakau, macam macam itu tidak boleh itu,” tegasnya.
Untuk memastikan aduan masyarakat soal penggunaan gas melon untuk MBG, mantan Kadis Pariwisata NTB itu mengaku akan melakukan tinjauan langsung ke lapangan. Pemprov, lanjutnya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan kabupaten/kota untuk melakukan pengecekan.
Menurutnya, fenomena kekurangan stok gas melon selalu terjadi setiap tahunnya. Walau begitu, Pertamina dan Pemprov NTB cukup responsive langsung meminta tambahan stok ke pusat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kekosongan stok gas elpiji 3kg ini tidak akan terjadi lagi. Ketika Koperasi Desa Merah Putih sudah beroperasi total di NTB, stok gas melon akan selalu ada, disediakan oleh koperasi.
“Nanti di situ akan ada stok (elpiji)z Jadi akan disiapakan kebutuhannya. Perkiraan jumlah tabung yang diajukan. Gubernur sudah bersurat. Jumlahnya tergantung dari kebutuhan dan kekurangan masyarakat,” katanya. (era)