Selong (globalfmlombok.com) – Bupati Lotim H. Haerul Warisin, Jumat (19/9) menjelang petang meninjau jembatan putus akibat banjir bandang di Apitaik. Jembatan yang menghubungkan desa Apitaik dengan Teko ini diketahui merupakan akses utama bagi masyarakat. Bupati pun memastikan akan segera membuka akses bagi masyarakat dengan mengalokasikan Rp1 miliar dari dana tanggap darurat (DTT).
Kehadiran Bupati ini disambut warga sekitar. Setelah mengecek kondisi jembatan dan turun langsung ke Sungai Tanggek mengecek langsung dari bawah, Bupati berkesempatan berdialog dengan warga Apitaik dan warga Teko. Jembatan ini juga menjadi satu satunya akses jalan menuju pasar bagi warga Tirtanadi, Korleko, Krumut, dan sekitarnya.
Guna memastikan aktivitas ekonomi warga tetap bisa berjalan, Bupati didampingi Wakil Ketua DPRD Lotim, Abdul Khalid, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Rumah (PUPR) Achmad Dewanto Hadi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lalu Mulyadi.
H. Iron, mengatakan, jembatan tersebut memang sejak awal sudah diusulkan pendanaannya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan hasil kajian dan evaluasi BPBD Lombok Timur. Saat ini, kata Bupati, usulan itu sudah sampai ke meja Kementerian Keuangan dan masih dalam pembahasan.
“Karena kondisi darurat, kita ambil langkah cepat dengan membangun jalan sementara agar masyarakat tetap bisa melintas. Anggarannya kami siapkan sekitar satu miliar rupiah termasuk untuk normalisasi alur sungai,” ucapnya
Ia menambahkan, jembatan Penghubung Apitaik dengab Teko memang masuk kategori rawan dan sudah tidak layak, sehingga perlu segera perbaikan permanen. Bupati menuturkan sudah komunikasi densjk salah satu anggota DPR RI, khususnya Komisi V, akan terus memperjuangkan agar dana perbaikan segera cair dari pusat.
Sesuai proposal yang diajukan ke BNPB, biaya pembangunan jembatan Rp10 miliar lebih. Prosesnya masih butuhkan waktu. Sehingga kemungkinan besar akan cair tahun 2026. Anggaran pembangunan jembatan cukup besar karena bentangannya cukup panjang, mencapai lebih dari 30 meter.
Ditambahkan, dana Rp1 miliar itu juga sekalian dipergunakan untuk normalisasi sungai guna mengantisipasi ketika terjadi banjir kembali tidak terjadi kerusakan jembatan lebih parah.
“Dana Rp1 miliar ini kita akan lakukan normalisasi sungai supaya kalaupun terjadi banjir masih bisa lancar lah, banjirnya tidak sampai membuat hal yang membahayakan,” demikian katanya. (rus)