Mataram (globalfmlombok.com) – Empat Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di NTB resmi melakukan merger (penggabungan) sebagai langkah memperkuat permodalan dan memenuhi kewajiban modal inti minimum sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala OJK Provinsi NTB, Rudi Sulistyo, menyampaikan bahwa langkah konsolidasi ini menjadi bagian penting untuk menjaga stabilitas dan kesehatan perbankan rakyat di daerah.
Rudi menjelaskan, ada total 22 BPR yang beroperasi di NTB, baru 16 BPR yang telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp6 miliar. Sementara enam BPR lainnya masih belum memenuhi syarat tersebut, sehingga pihaknya mendorong dua opsi: melakukan merger atau menambah modal melalui penyertaan pemegang saham.
“Dari enam BPR yang belum memenuhi modal inti, empat di antaranya sudah melakukan merger. Ini langkah positif, dan kami terus mendorong agar model konsolidasi seperti ini diikuti BPR lainnya,” jelas Rudi.
Adapun empat BPR yang telah menyelesaikan proses merger yaitu BPR Kabalong Abdi Swadaya yang melebur ke dalam BPR Wiranadi. BPR Sowan Utama yang melakukan merger dengan BPR Danayasa.
Menurut Rudi, merger menjadi strategi efektif untuk menyelamatkan BPR yang memiliki kondisi permodalan lemah agar tidak jatuh pada situasi gagal dan berpotensi ditutup oleh otoritas. Dengan bergabungnya beberapa BPR dalam satu entitas usaha, maka kekuatan modal, tata kelola, dan efisiensi operasional dapat ditingkatkan.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa arah kebijakan ke depan juga akan dipengaruhi oleh penerapan single presence policy (SPP) yang mewajibkan satu pihak hanya dapat menjadi pengendali pada satu kelompok usaha perbankan. Kebijakan ini diproyeksikan akan mempercepat konsolidasi BPR di berbagai daerah, termasuk NTB.
“Di NTB saat ini ada tujuh kelompok usaha BPR. Dengan penerapan SPP, jumlah itu kemungkinan akan kembali menyusut. Perkiraan kami, akan ada pengurangan sekitar empat BPR lagi dalam beberapa waktu ke depan,” ujarnya.
OJK NTB menargetkan seluruh BPR yang belum memenuhi ketentuan modal inti untuk segera menetapkan strategi terbaik, baik dengan merger maupun suntikan modal baru. Langkah ini penting agar perbankan rakyat tetap sehat, berdaya saing, dan mampu memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat serta pelaku usaha mikro dan kecil di NTB. (bul)


