Mataram (globalfmlombok.com) – Inflasi pada Bulan Oktober di Kota Mataram, tembus diangka 3,12 persen. Kondisi ini dipengaruhi berbagai faktor. Diantaranya, mahalnya harga emas perhiasan dan tingginya tarif dokter spesialis.
Tim Pengendali Inflasi Daerah sulit mengendalikan, karena itu di luar kewenangan kabupaten/kota. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, H. Miftahurrahman mengaku, inflasi Kota Mataram bulan Oktober 2025, year on year sebesar 3,12 persen. Sedangkan, month to month 0,14 persen dan inflasi year to date 2,16 persen.
Inflasi bulan Oktober ini, lebih tinggi dibanding bulan September 2025 sebesar 3,01 persen YoY dan 2,02 persen. Namun, secara month to month inflasi bulan Oktober lebih rendah dari bulan September 0,39 persen.
Inflasi YoY dan m to m Kota Mataram bulan Oktober 2025 lebih tinggi dan atau lebih rendah dibanding nasional 2,86 persen YoY dan 0,28 persen month to month. Sementara, provinsi NTB 2,96 persen YoY dan 0,35 persen month to month, Kabupaten Sumbawa 2,99 persen YoY dan 0,57 persen month to month dan Kota Bima 2,28 persen YoY dan 0,47 persen month to month.
Komoditas penyumbang inflasi YoY Kota Mataram Bulan Oktober 2025 diantaranya, emas perhiasan, daging ayam ras, bawang merah, beras, cabai merah, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sigaret kretek mesin (skm), nasi dengan lauk, kopi bubuk dan minyak goreng.
Sementara, komoditas penyumbang inflasi month to month Kota Mataram Bulan Oktober 2025 yakni, emas perhiasan, cabai merah, bawang merah, angkutan sungai danau dan penyeberangan, sigaret kretek mesin (skm), sawi hijau, tarif dokter spesialis, kacang panjang, kontrak rumah, sabun mandi cair, terong dan jagung manis. “Kalau emas perhiasan sulit dikendalikan. Kita di daerah hanya fokus di bahan pangan saja,” terang Miftah.
Pengendalian inflasi hanya bisa dilakukan melalui pasar rakyat dan operasi pasar murah. Komoditi penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai dipicu kondisi cuaca serta tingginya permintaan masyarakat. “Artinya, Mataram sebagai penerima komoditi pasti nilainya lebih tinggi dari daerah sumber,” ujarnya.
Oleh karena itu, strateginya adalah memantapkan ketersediaan pasokan bahan pangan walaupun mendatangkan dari daerah lain. Adapun pengendalian terhadap emas perhiasan dan tarif dokter spesialis di luar intervensi pemerintah daerah, karena bagian dari core inflation.
Miftah mengakui,perhitungan inflasi secara kumulatif dari berbagai komoditas yang mempengaruhi inflasi. Jika satu komoditas tinggi sekali maka besar pengaruhnya terhadap komoditas yang lain. (cem)


