BerandaBerandaKerja Sama Bali, NTB, NTT, Strategi Penting Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Kerja Sama Bali, NTB, NTT, Strategi Penting Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Mataram (globalfmlombok.com) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., menegaskan bahwa Kerja Sama Regional Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) (KR – BNN) menjadi strategi penting dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini sejalan dengan target pemerintah pusat yang menantang seluruh provinsi mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

“Saya ingin memberikan pemahaman jika kerja sama regional Bali, NTB, dan NTT adalah bagian dari strategi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang menjadi harapan pemerintah pusat. Semua daerah didorong untuk mencapai pertumbuhan 8 persen,” kata Iswandi saat menjadi narasumber dalam Bincang Kamisan yang digelar Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB di Kantor Gubernur NTB, Kamis (6/11).

“Kali ini Pak Gubernur menargetkan pertumbuhan 8 persen, sehingga setiap MoU harus dipastikan berwujud dalam kerja sama yang konkret,” tegasnya.

Dorong Kemajuan Bersama Tiga Daerah

Ia menjelaskan bahwa konsep kerja sama dalam regional Bali–Nusra (NTB dan NTT) diarahkan pada satu agenda besar, yakni mendorong kemajuan bersama ketiga daerah dalam satu kesatuan wilayah koridor ekonomi Bali–Nusa Tenggara yang telah ditetapkan dalam RPJPN.

Dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut, Indonesia dibagi menjadi tujuh koridor ekonomi: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali–Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk koridor Bali–Nusa Tenggara, target peningkatan kontribusi ekonomi kawasan timur Indonesia ditetapkan dari 2,1 persen pada 2025 menjadi 2,4–2,5 persen pada 2029.

“Harapannya, koridor ekonomi Bali–Nusa Tenggara menjadi lokomotif pertumbuhan Indonesia timur. Karena itu NTB harus memperkuat akselerasi ekonomi, dari yang saat ini masih fluktuatif di bawah 5 persen,” katanya.

Salah satu kunci percepatan adalah memperkuat kerja sama regional. NTB, kata Iswandi, memiliki hubungan ekonomi yang sangat erat dengan Bali. Data menunjukkan bahwa 25 persen kebutuhan logistik Bali dipenuhi dari luar provinsi, dan 45 persen dari porsi tersebut berasal dari NTB.

“Ini peluang besar. Artinya produk masyarakat NTB banyak yang diserap pasar Bali. Jadi kita sangat berkepentingan memperkuat kerja sama dengan Bali,” ujarnya.

Terdapat sedikitnya 15 komoditas pertanian seperti padi, bawang, sayur, dan buah-buahan serta 14 komoditas kelautan yang selama ini memenuhi kebutuhan pasar di Bali.

Selain itu, kedekatan wilayah dengan NTT juga menjadi aspek yang harus dimaksimalkan. Destinasi super prioritas Labuan Bajo berada sangat dekat dengan wilayah Sape, Bima, dan membuka ruang pengembangan konektivitas, pariwisata, hingga perdagangan antarwilayah.

“Oleh karena itu, kerja sama regional Bali, NTB, dan NTT menjadi kunci kolaborasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar mencapai kategori pertumbuhan tinggi,” ujarnya.

Dalam rencana kerja sama ini, tambahnya, Bali akan berperan sebagai pusat pariwisata budaya, NTB sebagai pusat pariwisata petualangan, dan NTT sebagai pusat pariwisata bahari. Nantinya, kerja sama ini akan dikuatkan oleh penguatan konektivitas darat, laut, dan udara, sehingga mampu mendorong arus barang, jasa dan wisatawan secara efisien.

Akan Ada Penandatanganan Dokumen Resmi

Ia menambahkan, kerja sama ini akan ditandai dengan penandatanganan dokumen resmi oleh tiga gubernur, yang menegaskan prinsip saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang, dengan implementasi mulai tahun 2026 mendatang.

Hal senada disampaikan Sekretaris DInas Pariwisata (Dispar) Mulki menyebut kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk mengembalikan semangat kebersamaan provinsi-provinsi eks “Sunda Kecil” dalam bentuk modern. Ia menjelaskan, Bali yang selama ini menyumbang sekitar 60 persen kunjungan wisatawan nasional diharapkan dapat memberikan multiplier effect positif bagi NTB dan NTT.

Dalam hal ini, antara Provinsi Bali, NTB dan NTT tidak sedang bersaing, tetapi berkolaborasi. Menurutnya, tiga provinsi ini adalah tiga mutiara pariwisata yang saling menguatkan. Bahkan, promosi dan event akan diintegrasikan agar wisatawan yang datang ke Bali juga tertarik melanjutkan perjalanan ke NTB dan NTT.

Dijelaskannya, ada tiga konsep utama yang akan segera diwujudkan. Pertama, Integrated Promotion Tourism, melalui pembuatan web portal bersama yang menampilkan konten promosi dan destinasi unggulan ketiga daerah, baik digital maupun konvensional.

Kedua, integrated event calender. Pada konsep ini, akan dilakukan penyusunan kalender event bersama yang akan diluncurkan pada Desember 2025 mendatang di Ballroom Kementerian Pariwisata RI. Tidak hanya itu, NTB juga akan menggelar Lombok-Sumbawa Travel Fair sebagai pendamping Bali Beyond Travel Fair.

Selain itu, Chance of Destination berupa fun trip lintas provinsi yang menghubungkan jalur wisata Bali–NTB–NTT dalam satu paket perjalanan terpadu. Selain pariwisata, kolaborasi ini juga menyasar sektor perdagangan antar daerah. Produksi masyarakat NTB—seperti hasil pertanian, perikanan, dan produk ekonomi kreatif—banyak dikonsumsi di Bali. Melalui KR BNN, rantai pasok ini akan diperkuat agar lebih efisien dan saling menguntungkan. (ham)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -


16,985FansSuka
1,170PengikutMengikuti
2,018PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
3,005PelangganBerlangganan
BERDASARKAN TAG
BERDASARKAN KATEGORI