BerandaBerandaImunisasi Heksavalen Diharapkan Pangkas Risiko KLB Penyakit Menular di Kota Bima

Imunisasi Heksavalen Diharapkan Pangkas Risiko KLB Penyakit Menular di Kota Bima

Kota Bima (globalfmlombok.com) – Penerapan imunisasi heksavalen di Kota Bima mulai 2025 diharapkan menjadi solusi untuk memperkuat imunitas anak sekaligus menekan potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular. Program ini dinilai mampu memperbaiki ketimpangan cakupan imunisasi serta mengurangi hambatan layanan di tingkat puskesmas dan posyandu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Ahmad, menegaskan bahwa vaksin heksavalen menjadi lompatan besar dalam pelayanan kesehatan dasar anak. Dengan satu kali suntikan, bayi memperoleh perlindungan terhadap enam penyakit sekaligus, yakni difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Hib, dan polio.

“Dengan heksavalen, bayi tidak lagi menerima banyak suntikan terpisah. Ini mengurangi rasa tidak nyaman, mempercepat pelayanan, dan yang paling penting, meningkatkan kepatuhan orang tua terhadap jadwal imunisasi,” ujarnya Jumat (28/11/2025).

Ia menjelaskan, selama ini tantangan utama imunisasi di Kota Bima meliputi kesenjangan cakupan antarwilayah, masih terbatasnya pemahaman sebagian masyarakat, serta dampak pascapandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan kunjungan ke layanan kesehatan. Kondisi itu berpotensi memicu kembali penyakit yang seharusnya dapat dicegah.

“Kita ingin menutup celah itu. Kota Bima ditetapkan sebagai daerah percontohan di NTB bukan tanpa alasan. Kami siap dari sisi SDM, rantai dingin vaksin, hingga pencatatan dan pelaporan. Tinggal memastikan dukungan masyarakat,” tambahnya.

Selain memperkuat layanan, heksavalen juga mengefisienkan logistik. Penyimpanan vaksin lebih ringkas, limbah medis berkurang, dan waktu tunggu pasien menurun. Efisiensi ini, menurut Ahmad, membuka ruang bagi tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi yang lebih intensif kepada orang tua.

“Meski masih ada tantangan seperti rendahnya pemahaman sebagian warga, kami mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kader posyandu berperan aktif agar kebijakan ini diterima luas,” ujarnya.

Dinkes Kota Bima menargetkan peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap melalui pendekatan jemput bola di wilayah rawan putus layanan, penguatan peran kader, serta komunikasi risiko berbasis komunitas. Ahmad optimistis target itu tercapai. “Kami tidak ingin ada anak yang tertinggal. Heksavalen adalah ikhtiar kita memutus mata rantai penyakit sejak dini,” tegasnya.

Program heksavalen nasional akan diperluas pada 2026. Kota Bima berharap keberhasilan 2025 menjadi model bagi daerah lain di NTB. (hir)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -


16,985FansSuka
1,170PengikutMengikuti
2,018PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
3,005PelangganBerlangganan
BERDASARKAN TAG
BERDASARKAN KATEGORI