Wisata Alam di Lotim Semakin Diminati Wisman

Global FM
17 Nov 2019 20:25
3 minutes reading

Sejumlah wisatawan asing memadati objek wisata air terjun Tibu Duren di Desa Tete Batu Kecamatan Sikur, Minggu (17/11). Objek wisata alam saat ini semakin diminati wisawatan baik lokal maupun mancanegara.

Selong (Global FM lombok)- Sebagi daerah yang kaya akan potensi wisata, Lombok Timur (Lotim) kerap menjadi tujuan para wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Bahkan di tengah pengembangan dan penataan obyek wisata, para wisatawan justru semakin banyak mencari wisatawan yang masih bersifat alami. Seperti di Desa Wisata Tete Batu Kecamatan Sikur, setiap hari pemandangan wisatawan menapaki areal persawahan dan air terjun di desa ini.

Seperti halnya saat media ini berkunjung ke air terjun Tibu Duren Desa Tete Batu. Wisatawan dari berbagai negara ditemukan sedang menikmati dinginnya air yang keluar dari selah-selah bebatuan. Wisatawan yang berjumlah sekitar 10 orang tersebut berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Belanda, dan Inggris. Bahkan kehadiran wisman ini kerap menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal baik untuk berfoto bersama maupun berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

Salah seorang porter, Ramlli  menuturkan bahwa kedatangan wisatawan asing ke Desa Tete Batu saat ini mulai pulih pascagempa beberapa waktu lalu. Kedatangan wisman ini, kata dia, tidak langsung datang ke objek wisata air terjun. Melainkan lebih kepada menelusuri alam berupa areal persawahan dan kawasan hutan.

Bahkan tak jarang aktifitas masyarakat berupa menggoreng kopi, memanen padi, maupun mengolah sawah kerap menjadi daya tarik bagi wisatawan. Segala aktifitas masyarakat tersebut tidak luput dari dokumentasi yang dilakukan oleh wisatawan asing. Untuk itu, kata Ramli, selaku porter dituntut untuk menguasai segala nama dan jenis aktifitas masyarakat agar dapat memberikan penjelasan yang benar kepada wisatawan.

Melekatnya wisata alam di hati wisatawan asing, juga menjadi berkah bagi porter dan masyarakat untuk meraup rupiah. Pasalnya, untuk satu rombongan maupun beberapa orang wisatawan dipatok biaya pendampingan berkisar antara Rp500 ribu hingga jutaan, tergantung jumlah hari dan keinginan dari wisatawan tersebut. Biaya itupun diluar dari penginapan dan biaya makan.

“Kadang ada yang full. Biaya penunjuk arah, makan dan penginapan. Biayanya variatif karena wisatwan harus kita dampingi menyusuri alam kita,”jelasnya saat ditemui di objek wisata Tibu Duren Desa Tete Batu, Minggu (17/11).

Untuk air terjun Tibu Duren sendiri merupakan salah satu air terjun yang cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Untuk menuju ke tempat ini, pengunjung terlebih dahulu harus menyusuri asrinya kawasan hutan serta hijaunya hamparan persawahan serta tebing yang cukup curam. Sehingga tak jarang Tibu Duren kerap menjadi pilihan wisatawan untuk beristirahat sekaligus memanjakan tubuh setelah berjalan puluhan kilometer.

Hanya saja keberadaan objek wisata satu ini masih jauh dari kata penataan. Fasilitas pendukung untuk menjaga keselamatan wisatawan saat turun ke lokasi ini masih bersifat seadanya. Jalan tebing yang licin dan berair hanya didukung potongan-potongan bambu untuk pengunjung berpegangan dengan membayar uang masuk Rp2000 per orang. Sementara dari arah barat kawasan hutan, pengunjung harus melewati jembatan bambu yang kondisinya sudah rapuh.

Disamping itu, tempat untuk ganti pakaian juga perlu disediakan oleh pemerintah desa maupun pemerintah daerah. Pembenahan-pembenahan itu penting dilakukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pengunjung, mengingat tujuan wisatawan saat ini menjadi primadona masyarakat dalam mengisi hari libur dan meningkatkan keakraban bersama keluarga dan kerabat.

“Kita di Lombok Timur kaya akan potensi wisata. Segala jenis objek wisata wisata ada di sini, (Lotim,red). Hanya saja kita melihat perhatian dan pengelolaannya yang belum maksimal,”ungkap Mashuri, salah seorang pengunjung. (yon)

 

No Comments

Leave a Reply