Mataram (Global FM Lombok)-Masyarakat di NTB harus waspada terhadap gerakan dan paham komunis yang sudah mulai bangkit dan terindikasi telah masuk ke perguruan tinggi. Ditemukannya salah seorang mahasiswa yang mengenakan baju bergambar Palu Arit yang merupakan lambang PKI di Sumbawa Besar pada Senin (31/08) kemarin, menjadi salah satu bukti kuat atas kebangkitan paham tersebut tersebut. Mahasiswa yang bersangkutan langsung ditangkap dan diserahkan ke polisi.
Hal itu dikatakan Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Serigede kepada Global FM Lombok, di kantor gubernur NTB Selasa (01/09) siang. Ia mengatakan, sejauh ini kejadian tersebut baru ditemukan di pulau Sumbawa. Namun, ia yakin bahwa paham komunis juga berkembang di pulau Lombok. Dirinya telah mendatangani kampus-kampus di Mataram untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bahaya paham komunis ini.
“Kemarin ada demo, ternyata di salah satu yang demo itu ada yang berpaikain Palu Arit di Sumbawa Besar kemarin. Kemudian kita tangkap dan kita serahkan ke polisi. Itu alasannya dia beli bajunya di emperan. Ada itu mahasiswa, berarti ada (komunis di kampus). Buktinya itu dia bangkit kemarin kita lihat dia pakai baju itu sudah kelihatan. Lombok belum saya lihat tapi saya yakin pasti ada. Namanya PKI kan pasti ada dulu di setiap daerah begitu”, kata danrem Selasa (01/09)
Ia mengatakan, perkembangan gerakan komunis ini bukan hanya terjadi di NTB namun di beberapa daerah di Indonesia. Terbukti dengan adanya pengibaran bendera lambang PKI pada 31 Agustus kemarin di Bali. Hanya saja, yang menjadi masalah saat ini menurutnya adalah payung hukum untuk menangkap orang-orang yang terindikasi sebagai simpatisan PKI ini masih lemah, sehingga TNI maupun polisi hanya memberikan pembinaan.
Sama halnya dengan mahasiswa di Sumbawa Besar yang ditangkap, ia mengaku bahwa yang bersangkutan hanya diminta untuk melepas baju bergambar palu arit nya. (irs)-
No Comments