Mataram (Global FM Lombok)- Menyabet penghargaan sebagai Miss Indonesia 2017, kemenangan Achintya Holte Nilsen pada malam penganugrahan Miss Indonesia 2017 yang digelar di Jakarta, Sabtu 22 April 2017 lalu itu menuai pro dan kontra di masyarakat NTB. Pasalnya, gadis kelahiran Denpasar 1 Januari 1999 tersebut mewakili Provinsi NTB dalam kontes Miss Indonesia tanpa diketahui oleh pemerintah Provinsi NTB. Di samping itu, Achintya bukan warga asli NTB.
Menanggapi hal itu Gubernur NTB TGH.M.Zainul Majdi Selasa (25/4) di Mataram mengatakan, Pemprov menghargai pihak manapun yang ingin membantu NTB di dalam mempromosikan pariwisata NTB. Terlebih pembangunan sektor pariwisata ini membutuhkan keterlibatan semua pihak. Namun panitia penyelenggara Miss Indonesia tidak melibatkan pemerintah daerah. Padahal jika sudah menyangkut keterwakilan sebuah daerah seharusnya sudah ada aturan yang jelas atas dasar kesepakatan bersama.
“Dan saya tidak tau juga kenapa itu kok bisa mewakili NTB ya. Saya kurang mendalami itu. Intinya kita menghargai semua berkontribusi. Tapi kalau merefresentasikan NTB, tolong NTB juga harus dilibatkan. Jelas gitu, gimana sih yang mau kita bangun ini. Kalau misalnya ada kontestasi, kami ini arahnya kalau kontestasi jangan yang eksploitatif sisi lahiriah. Tapi lebih kepada kecerdasan, kepedulian bukan kontestasi cantik-cantikan’,katanya.
Terlepas dari itu, ia meminta kepada semua pihak agar persoalan tersebut tidak dibesar-besarkan. Namun, kasus itu harus menjadi koreksi bagi semua pihak, khususnya penyelenggara Miss Indonesia agar membangun koordinasi terlebih dahulu kepada pemerintah daerah ketika itu merepresentasikan daerah.
“Menggunakan nama daerah itu hendaknya disepakati dulu, bicaea dulu dengan pemerintah daerah. Kan ada Dinas Pariwisata juga. Jadi saya pikir kita saling menghargai lah, semua. Supaya enak semua”,ujarnya. (dha)-
No Comments