Selong (Global FM Lombok)- H. Syamsuddin, guru SDN 2 Surabaya, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur saat ini ramai jadi perbincangan publik pasca-video histerisnya saat menjalani vaksinasi Covid-19 beredar di dunia maya. Mantan kepala sekolah ini mengaku bahwa aksinya itu bukan dibuat-buat, melainkan ia fobia terhadap jarum suntik sejak masih muda.
Selama hidupnya, H. Syamsuddin menuturkan baru tiga kali disuntik. Pertama, saat ia masih muda dan saat itu sedang sakit parah. Ketika itu, ia tiba-tiba didatangkan dokter ke rumahnya oleh anggota keluarganya. H. Syamsuddin pun mengamuk hingga menyebabkan kerusakan pada bagian rumahnya.
Untuk suntik kedua, saat ia berangkat haji tahun 2016 lalu, di mana semua jemaah calon haji (JCH) pada saat itu diwajibkan untuk disuntik agar mendapat kekebalan tubuh selama berada di Tanah Suci Makkah. Saat penyuntikan itu, ia mengaku dipegang oleh petugas dan anggota keluarganya. Dan suntik terakhir yaitu saat vaksinasi Covid-19 pada tanggal 16 Maret 2021. “Memang dari dulu saya tidak berani jarum suntik. Bukan takut divaksin,” terangnya, kepada Suara NTB, Kamis, 18 Maret 2021.
H. Syamsuddin mengaku dirinya begitu semangat untuk menjalani vaksinasi. Sebagai bagian dari pemerintahan, ia sangat mendukung proses vaksinasi untuk kekebalan tubuh melawan Covid-19. Ia pun mengaku tidak sadar bahwa jarum suntik kembali menancap di tubuhnya. Namun kini, H. Syamsuddin merasa lebih muda dan sehat sesudah menjalani vaksinasi di Puskesmas Lepak. Bahkan ia sangat bersemangat untuk menjalani vaksinasi kedua pada tanggal 30 Maret 2021 mendatang.
“Saya memang sempat sakit kemarin pascadivaksin. Tapi alhamdulillah sekarang saya merasa lebih sehat dan masuk sekolah. Insya Allah untuk vaksin kedua saya lebih menyiapkan diri melawan rasa takut,” ungkapnya.
Terkait sikap histerisnya yang beredar itu, H. Syamsuddin menyampaikan permintaan maafnya kepada pemerintah dan masyarakat bahwa tindakan itu bukan faktor kesengajaan yang bertujuan menakuti-nakuti. Justru ia benar-benar tidak menyadari sikapnya itu bahkan sampai viral. Ia malah mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksinasi untuk kebaikan bersama.
“Saya bahkan tidak sadar saya bersikap demikian. Ketika saya tonton video itu, saya malah tertawa sendiri,” tuturnya.
Diketahui, H. Syamsuddin yang takut dengan jarum suntik berteriak hingga nyaris pingsan saat menjalani vaksinasi di Puskesmas Lepak, Selasa lalu. Dalam rekaman video berdurasi 1 menit 30 detik, H. Syamsuddin dipegang oleh seorang anggota polisi dari Polsek Sakra Timur dan rekan sesama gurunya.
Ia terlihat beberapa kali menghindar, berteriak ketakutan hingga nyaris pingsan sebelum jarum suntik menancap di lengan kirinya. Namun proses vaksinasi tetap dilakukan oleh petugas ketika kondisi, H. Syamsuddin tenang. “Beliau memang fobia terhadap jarum suntik yang menyebabkannya lemas. Beliau tidak pingsan,” terang Kepala Puskesmas Lepak, Rina Ekawati.
Di wilayah kerja Puskesmas Lepak, kata Rina, sudah ada 100 lebih orang yang telah mendapat vaksin dari 1000 lebih sasaran vaksin untuk pelayan publik. Sementara itu, H. Syamsuddin mengikuti jadwal vaksinasi untuk guru, khususnya di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (yon)
No Comments