Mataram (Global FM Lombok) – RSUD Kota Mataram akan melakukan swab massal setelah Hari Raya Idul Fitri. Tindakan swab ini dilakukan untuk memberikan kepastian kepada warga Kota Mataram terkait kondisi penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
Direktur Utama RSUD Kota Mataram, dr. Lalu Herman Mahaputra kepada Global FM Lombok Selasa (19/5) di Mataram mengatakan, saat ini fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan pengambilan sampel swab massal masih dalam pemesanan. Ditargetkan pada pekan ini, alat – alat tersebut sudah tiba. Swab massal ini akan difokuskan untuk lingkungan – lingkungan dengan kasus Covid-19 tertinggi.
“ Saya berencana kemarin mencari solusi dengan cara membeli alat. Itu alatnya bagus kapasitanya besar dan alat itu beda dengan yang ada di NTB. Sehingga pemerintah Kota Mataram melalui kebijakan PCBL itu kita akan melakukan swab massal. Insya Allah minggu ini datang alat – alatnya. Kemudian setelah lebaran kita install sebentar dan kemudian kita gas,”ungkap Direktur Utama RSUD Kota Mataram, dr. Lalu Herman Mahaputra.
Ditargetkannya, dengan adanya alat tersebut pada awal Juni mendatang penyebaran Virus Corona di Kota Mataram diharapkan akan mulai menurun. Selain itu, Pemerintah Kota Mataram bisa memastikan kondisi warganya setelah dilakukan swab. Sehingga pelaksanaan ibadah salat berjamaah di masjid bisa dilakukan. “Masuk Juni itu harus landai. Dan Kota Mataram satu – satu yang bisa memastikan warganya clear,”ujarnya.
Ia menyebutkan, kapasitas untuk melakukan swab menggunakan alat tersebut yaitu maksimal 300 sampel per hari. Dengan jumlah tersebut maka sampel swab yang akan dilakukan kepada masyarakat di Kota Mataram bisa cepat rampung. Di sisi lain, pemeriksaan sampel swab akan dilakukan secara mandiri oleh Pemkot Mataram. Sehingga tidak lagi dilakukan di RSUP NTB maupun RS Universitas Mataram.
“Nanti kita akan lakukan secara mandiri. Alatnya lebih canggih dengan 300 sampel swab per hari. Kita beli sendiri. Harganya itu alat sama reagannya sebesar Rp 5 miliar kalau sama yang lain – lainnya totalnya sekitar Rp 8 miliar,”katanya.
Swab massal ini akan menunggu kebijakan Walikota Mataram terkait lingkungan mana yang akan disasar. Karena nantinya, pada swab massal ini lingkungan tersebut akan di lockdown atau dikarantina selama 24 jam sampai hasil swab tersebut keluar. Dengan langkah ini, aktifitas di Kota Mataram diharapkan bisa kembali normal.
“Nanti kita tunggu arahan pak wali. Misalnya di Pelembak. Kita akan lockdown lingkungan itu selama 24 jam untuk swab massal. Kalau kondisinya seperti ini masyarakat tidak jelas mau sampai kapan lockdown di rumah,”tutupnya.(azm)-
No Comments