Bandung (Global FM Lombok)-
Ekonomi Provinsi NTB pada Triwulan-I 2024 tumbuh sebesar 4,75 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Akselerasi pertumbuhan ditopang oleh kinerja investasi yang juga tumbuh meningkat, serta tetap tingginya konsumsi rumah tangga di tengah momentum hari besar keagamaan dan Ramadhan.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan,
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi diperkirakan berlanjut pada Triwulan-II 2024 sejalan dengan optimalisasi ekspor konsentrat tembaga pasca relaksasi kebijakan oleh pemerintah
yang berlaku hingga akhir 2024.
“Sejalan dengan itu, kinerja investasi juga diperkirakan tetap tinggi seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur smelter,” kata Berry Arifsyah Harahap dalam kegiatan Capacity Building yang berlangsung di BI Jawa Barat, Rabu (19/6/2024)
Berry mengatakan, kinerja positif pertumbuhan ekonomi turut didukung oleh stabilitas barang dan jasa. Pasca deflasi yang terjadi pada bulan Mei 2024 (-0,41% mtm), tekanan inflasi tahunan Provinsi NTB tercatat sebesar 2,77% (yoy), terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.
Optimisme pertumbuhan ekonomi NTB sejalan dengan performa pertumbuhan ekonomi nasional. Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
“Tetap kuatnya pertumbuhan didukung oleh terakselerasinya konsumsi rumah tangga seiring dengan momentum hari besar keagamaan nasional,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, kredit perbankan terpantau terus meningkat. Pada April 2024, kredit tumbuh tinggi 13,09 persen (yoy) ditopang oleh kredit investasi, modal, kerja, dan konsumsi. Sejalan dengan itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh meningkat 8,21% (yoy) dan menopang likuiditas perbankan.
Menurutnya, perkembangan indeks nilai tukar dolar AS memberikan tekanan depresiasi kepada hampir seluruh mata uang dunia. Hingga Mei 2024, nilai tukar Rupiah melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023.
Pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan Yen Jepang, Baht Thailand, Peso Filipina, dan Won Korea, ditopang oleh NPI yang tetap baik seiring berlanjutnya surplus neraca perdagangan dan respon bauran kebijakan moneter BI pada April.
Adapun inflasi Mei 2024 secara tahunan sebesar 2,84 persen (yoy), tetap terjaga dalam kisaran 2,5±1 persen. Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan
meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah sehingga inflasi 2024 tetap terkendali dalam rentang sasaran.(ris)
No Comments