Mataram (Global FM Lombok)-
Bank Indonesia menyatakan bahwa transaksi digital di Provinsi NTB tumbuh dengan baik. Misalnya Transaksi Real-Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) masing-masing tercatat tumbuh sebesar 18,74 persen dan -5,49 persen (yoy). Angka ini lebih baik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Sejalan dengan itu, penggunaan jumlah kartu Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik di NTB terus meningkat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 13,34 persen dan 15,15 persen (yoy). Sedangkan QRIS telah mencatatkan total 459,73 ribu pengguna dengan volume transaksi pada Juni 2024 mencapai 1,83 juta transaksi.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan, pertumbuhan QRIS NTB terus menunjukkan angka yang tinggi. Pengguna QRIS di NTB bukan lagi pada tahap penyadaran, namun sudah menjadi kebutuhan untuk transaksi masyarakat.
“Di NTB memang kita dari sisi pertumbuhannya tinggi karena kita di Nusa Tenggara Barat agak telat, nah baru sekarang kita mulai tumbuh dengan cepat. Namun demikian penggunaan uang kartal diperkirakan masih tumbuh kuat,” kata Berry Arifsyah Harahap kepada wartawan, Rabu (14/08) kemarin.
Berry Arifsyah mengatakan, karena tingginya pengguna QRIS di daerah ini maka diharapkan perbankan menambah jumlah merchant agar pengguna sistem pembayaran digital ini semakin memiliki banyak pilihan saat berbelanja dan bertransaksi.
Sementara itu aliran Kas pada triwulan III 2024 sampai dengan bulan Agustus di NTB tercatat mengalami net-inflow sebesar Rp0,11 triliun. Adapun net-inflow yang terjadi sejalan dengan normalisasi aktivitas perekonomian pasca puncak kebutuhan uang kartal di triwulan sebelumnya (HBKN, pembayaran THR, panen padi dan jagung).
Sejak Bank Indonesia pertama kali meluncurkan QRIS pada 17 Agustus 2019, proses transaksi dengan alat pembayaran jenis semakin meluas, mudah dan efektif. Bahkan, di fasilitas ibadah seperti masjid, fasilitas QRIS pun kini disediakan. Artinya, jemaah masjid bila mau beramal tak harus menggunakan uang cash, cukup tempelkan gadget-nya ke tanda QRIS, tulis nominal yang mau disumbangkan, maka tertunaikanlah sudah niat untuk beramal ke masjid tersebut.
Tidak dipungkiri, fasilitas QRIS kini cukup mudah ditemukan di mana-mana. Wajar bila BI berani memasang target pengguna alat pembayaran itu cukup tinggi. Di 2024, pengguna QRIS bisa mencapai 55 juta pengguna secara nasional. Dari sisi volume transaksinya, BI menargetkan bisa mencapai 2,5 transaksi pada 2024.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, tren digitalisasi terus berkembang pesat didukung dengan perluasan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang semakin inklusif. Dalam rangka itu, Bank Indonesia terus mengakselerasi kebijakan digitalisasi sistem pembayaran untuk pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien, serta untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. BI mencatat, nominal transaksi digital melalui QRIS mengalami pertumbuhan hingga 194,06 persen secara tahunan (yoy) pada April 2024. (ris)
No Comments