Mataram (Global FM Lombok) – Tingkat kunjungan wisata yang belum merata di NTB menjadi atensi pelaku industri pariwisata. Mengingat NTB terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Untuk Lombok, tinkat kunjungan wisata disebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih Lombok menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Indoneisa, seperti dalam pemeringkatan yang dilakukan situs travel terbesar dunia, Tripadvisor, dimana Lombok ada pada posisi enam destinasi wisata paling diminati.
Beberapa kelebihlan Lombok yang menjadi catatan antara lain jumlah wisatawannya yang lebih sedikit dari Bali, sehingga menawarkan pengalaman liburan yang lebih personal. Terutama dengan pesisir pantai dan lokasi menyelam yang telah dikenal dunia. Termasuk dengan kegiatan pendakian dan wisata air terjun yang tidak terhitung jumlahnya.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. L. Moh. Faozal, menerangkan upaya pemerataan tingkat kunjungan memang sedang diupayakan oleh Pemprov NTB. “Sesuai arahan Pak Gubernur, sekarang ini pengembangan pariwisata di Pulau Sumbawa itu diarahkan ke Pulau Moyo,” ujarnya, Minggu (3/1).
Diterangkan Faozal beberapa hal yang perlu diatasi terkait pariwisata di Pulau Sumbawa adalah belum adanya jalinan koordinasi yang sistematis. Terutama melalui asosiasi-asosiasi pelaku industri yang belum terbentuk.
“Di sana itu belum ada Asita, PHRI, atau ASPPI,” ujar Faozal. Terkait pengembangan Pulau Moyo, disebutnya memerlukan dukungan dari para pelaku industri pariwisata tersebut. Terutama untuk menghilangkan kesan eksklusif dari destinasi tersebut. “Ini yang kita inginkan dari industri, untuk menghilangkan kesan Moyo itu eksklusif. Ada sisi lainnya yang bisa dieksplor,” sambungnya.
Selain Pulau Moyo, pengembangan pariwisata di Sumbawa juga diarahkan pada Tambora untuk menjadi Global Geopark pada 2021 mendatang. “Pulau Moyo dan Tambora ini terutama kita perkuat dari segi promosinya.” ujarnya.
Terpisah, Ketua Aosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB, Ahmad Ziadi, menerangkan kunjungan wisatawan dunia ke Lombok setiap tahunnya memang menunjukkan peningkatan. Hal itu menjadi potensi yang memancing pelaku usaha, khususnya agen perjalanan di luar Lombok, berlomba-lomba menjual paket wisata.
Diterangkan Ziadi potensi tersebut sampai saat ini belum dapat diakomodir dengan maksimal. Terutama minimnya kolaborasi yang dijalin pelaku usaha asli Lombok dengan yang di luar Lombok. “Masih banyak dari travel agent itu belum menemukan partner yang sesuai dengan keinginan mereka,” ujarnya.
Melihat potensi tersebut, pelaku industri parwisata diharapkan bergerak aktif. Baik perseorangan maupun melalui asosiasi-asosiasi yang ada. Dicontohkan Ziadi seperti yang dilakukan ASPPI NTB dengan program Lombok Travel Mart (LTM) setiap tahunnya.
Pada 2020, ASPPI NTB sendiri mengadakan LTM ke tujuh dengan tema Magical Moyo. Dalam program tersebut dihadirkan 150 orang pengelola biro perjalanan wisata baik dalam maupun luar negeri sebagai pembeli, dan 50 pengelola industri pariwista di NTB sebagai penjual.
Menurutnya forum bisnis sangat dibutuhkan untuk merespon potensi NTB sebagai destinasi wisata. Diterangkannya, tema Magical Moyo pada LTM ketujuh diambil untuk menjadikan NTB secara keseluruhan destinasi wisata favorit, mengingat NTB terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Terkait peningkatan pariwisata di Pulau Sumbawa, Pulau Moyo menjadi pilihan utama yang bisa dikembangkan. Pasalnya, destinasi tersebut telah dikenal di seluruh dunia dengan kunjungan beberapa pesohor dunia. Diantaranya Lady Diana, Gong Yoo, Mick Jagger, Maria Sharapova, hingga David Beckham. (bay)
No Comments