Mataram (Global FM Lombok)-Bank Indonesia Provinsi NTB kembali menggelar kegiatan Temu Mitra Survei Tahun 2019. Kegiatan berlangsung Sabtu (19/10),bertempat di Holiday Resort Lombok. Kegiatan dibuka secara langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari Wibowo.
Hadir pula dalam kesempatan itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Suntono dan lebih dari 200 pengusaha di semua sektor ekonomi, baik di bidang pertanian, perdagangan, akomodasi dan transportasi, pertambangan, konstruksi dan lain sebagaian.
Kegiatan diselenggarakan oleh Bank Indonesia dalam rangka memberikan apresiasi kepada seluruh responden survei Bank Indonesia Provinsi NTB, baik yang berasal dari pulau Lombok maupun Sumbawa.
Sebagaimana diketahui bahwa Bank Indonesia secara berkala melakukan survei, yang terdiri dari Survei Pemantauan Harga (SPH) untuk melihat pergerakan harga komoditas bahan pokok, Survei Konsumen (SK) untuk melihat perilaku konsumen, Survei Penjualan Eceran (SPE) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) untuk melihat kondisi dunia usaha dalam rangka proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Dalam sambutannya, Wahyu Ari Wibowo menyampaikan apresiasi atas kesediaan responden untuk memberikan data-data dalam survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Data dari dunia usaha sangat diperlukan oleh Bank Indonesia dalam rangka merumuskan berbagai kebijakan.
“Data yang baik dan berkualitas sangat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan oleh Bank Indonesia sehingga kebijakan yang dibuat akan tetap sasaran sesuai dengan kebutuhan, karena kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia akan berdampak secara luas (makro) terhadap perekonomian di Indonesia, “kata Wahyu Ari Wibowo.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BPS NTB Suntono juga menyampaikan bahwa data yang ada di BPS dan Bank Indonesia dapat dijadikan sumber informasi bagi para pelaku usaha dalam menentukan pengambilan keputusan pada bisnis/ usaha yang digeluti. Sebagai contoh terkait pola tanam untuk bawang, dimana para petani dapat mengatur pola tanam sesuai data hasil survei sehingga panen bawang tidak dilakukan secara bersamaan untuk mencegah terjadinya penurunan harga pada saat panen raya, “Agar nilai tukar petani dapat dijaga pada level yang memadai dan memberikan keuntungan yang baik bagi petani”, lanjut Suntono.
Dalam kegiatan tersebut, Bank Indonesia juga menghadirkan narasumber yaitu Jaya Setiabudi selaku praktisi bisnis dan pendiri Young Enterpreneur Academy di Bandung dalam rangka berbagi informasi mengenai strategi bisnis di era digital. Jaya Setiabudi menyampaikan bahwa data saat ini menjadi komoditas penting, utamanya keberadaan big data yang dapat digunakan dalam menentukan strategi bisnis.
No Comments