Mataram (Global FM Lombok)–
Sejumlah alat peraga kampaye (APK) milik paslon wali kota dan wakil wali kota Mataram nomor urut 1, H Lalu Aria Dharma BS-H Weis Arqurnain (AQUR) yang telah dirusak kini sudah diganti dengan yang baru dan ukuran yang lebih besar lagi. Sejumlah titik pemasangan dilakukan secara mandiri di luar APK resmi yang dipsang KPUD Kota Mataram.
Ketua tim pemenangan paslon AQUR, Ismul Hidayat mengakatan, tim telah memetakan dan memperbaiki APK yang rusak. Perbaikan ini bahkan dua kali lipat lebih besar dari yang sudah dirusak sebelumnya.
Di mana APK yang dirusak sebelumnya berukuran 1,5 x 2 meter kini diganti 2 x 3 meter. Tim juga terus turun memetakan titik-titik APK yang dirusak untuk diganti kembali dengan ukuran yang lebih besar.
‘’Kita tidak akan kendor, kalau dirusak tetap kami pasang kembali. Masih banyak spanduk dan baliho yang sudah kita sediakan,’’ ujar Ismul Hidayat, Selasa (29/10).
Menurut Ismul, aksi tangan jahil ini harus dipantau petugas dari Pemerintah Kota Mataram seperti Bakesbangpol, Bawaslu, serta Satpol PP yang memiliki ranah terkait dengan APK. Dia berharap, bentuk sosialisasi yang dilakukan semua kandidat calon sama rata dan tidak ada yang mendapatkan diskriminasi.
‘’Kita harapkan untuk lebih bijak dan mengawasi secara ketat oleh lembaga yang berwenang, karena ini masih tahapan kampanye,’’ ujarnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Mataram, Zarkasyi meminta kedua belah pihak menahan diri. “Kita kan belum tahu siapa pelaku perusakan ini. Jangan bilang kubu A atau kubu B, sebab bisa saja ada pihak tertentu yang memang ingin memprovokasi situasi,” katanya.
Kata Zarkasyi, pelaku sesungguhnya tidak pernah terbukti, apalagi sampai ditangkap. Oleh karenanya, para pendukung paslon AQUR ataupun HARUM diminta bijak menanggapi situasi. “Saya ingin mengatakan, bahwa (perusakan APK) ini suatu peristiwa yang biasa dalam politik,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, seperti letak baliho yang tidak aman, pemasangan asal-asalan, hingga secara tata letak menganggu, mobilitas masyarakat, bisa jadi rusak oleh angin, kena ranting kayu, hingga ditarik pengendara motor. ‘’Jadi tidak bisa langsung kita simpulkan sebagai aksi kebencian yang dilancarkan kubu lawan,” ucapnya.
Kerusakan baliho juga bersifat sporadik, bukan perusakan yang dilakukan dengan masif. “Bagi kami di pemerintahan yang terpenting bagaimana pilkada ini dapat berjalan lancar, aman, tertib, dan terkendali,” tegasnya.
Zarkasyi juga mengapresiasi respons masyarakat terhadap isu perusakan APK. Warga kota tidak reaktif sekalipun misalnya di lini media sosial muncul komentar-komentar bernada ajakan melakukan balasan. “Tapi secara umum tidak ada yang menyikapi berlebihan,” singkatnya.
Saat ini, asas praduga tidak bersalah harus dikedepankan. Begitu juga para pihak dilarang saling menuduh, saling menyindir tanpa bukti kuat. “Mari kita berpilkada dengan guyub dan damai,” imbuhnya.
Langkah lainnya yang dilakukan untuk meredam dampak dugaan perusakan APK yakni dengan terus berkoodinasi dengan Satpol PP, kepolisian,dan TNI. “Kami saling bertukar informasi terkait potensi titik rawan di lapangan,” pungkasnya.
Anggota KPUD Kota Mataram Muslih Syuaib mengingatkan pada masyarakat untuk mengedepankan politik yang sejuk dan damai. Aksi perusakan APK dapat memicu reaksi berkepanjangan yang dapat mencederai nilai-nilai demokrasi. “Terdapat larangan yang secara tegas pada pasal 57 ayat (1) huruf g, yang menyebut dilarang merusak dan/atau merusak alat kampanye,” ucapnya.(r)
No Comments