Mataram (Global FM Lombok)- Penanganan tiga orang terduga teroris yang ditangkap di Kabupaten Bima pada bulan Ramadan lalu telah diserahkan ke Mabes Polri oleh Polda NTB. Ketiganya adalah KR (23), NH (21) dan RA (35). Namun demikian, personil Polda NTB bersenjata lengkap masih disiagakan di sejumlah tempat seperti di tempat ibadah, tempat keraiaman dan juga perempatan jalan. Hal itu dilakulan untuk mengantisipasi serangan teroris yang bisa terjadi kapan saja.
Hal itu dikatakan Kapolda NTB, Brigjen Pol Firli di eks bandara Selaparang, Senin (10/7) usai upacara HUT Bayangkara ke 71. Ia mengatakan, pihaknya telah memetakan kelompok teroris di Kabupaten Bima. Namun, sudah ada teroris yang ditangkap oleh Polda NTB seperti yang dilakukan bulan Ramadan lalu. Ia mengatakan, setelah divonis bebas, para mantan napi teroris nantinya akan menjalani program deradikalisasi dengan melibatkan semua pihak agar yang bersangkutan tidak diasingkan dan mendapat perlakuan diskriminatif.
“Di Mabes Polri, Densus 88. Kita sudah selesai, tapi walaupun demikian masih ada kita, bukan untuk membuat suasana yang mencekam. Tidak, tidak ada yang dikhawatirkan di NTB. Polri memang hadir di setiap perempatan, setiap pojok, keramaian dengan mengerahkan kekuatan yang optimal itu dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia. Tidak boleh ada orang yang terganggu, rasa keamanannya, kenyamanannya. Orang di NTB harus diberikan kenyamanan dan keamanan”,katanya.
Ia mengatakan, penyebab adanya jaringan radikal ini juga harus diperhatikan oleh semua pihak. Kalau penyebabnya adalah ideologi, artinya itu bukan hanya tugas polisi untuk mengatasinya. Namun juga harus ada peran aktif dari pemerintah daerah melalui SKPD terkait. Kalau kemudian gerakan radikal ini karena faktor kemiskinan, maka tugas pemerintah daerah untuk mensejahterakan rakyatnya. Begitu pula kalau penyebab gerakan radikal ini adalah kurangnya lapangan pekerjaan, harus disediakan lapangan kerja dengan diiringi oleh peningkatan kualitas SDM. (dha)-
No Comments