Mataram (Global FM Lombok)- Rata-rata sekolah di NTB masih berintegritas rendah. Mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Sekolah dengan integritas rendah ini dinilai dari pelaksaan UN nya yang tidak jujur. Tahun lalu, dari ratusan SMP/SMA sederajat yang melaksanakan UN, hanya delapan sekolah di NTB yang diundang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ke Jakarta. Itu artinya hanya delapan sekolah di NTB yang dinilai tinggi rata-rata nilai UN serta integritasnya.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Rosiadi Sayuti kepada Global FM Lombok, di kantor gubernur NTB Jum’at (01/04). Ia mengatakan, tahun lalu, banyak sekolah di NTB yang integritas serta rata-rata nilai UN nya rendah. Kondisi itu terjadi akibat bocoran soal UN yang diterima oleh siswa peserta UN. Padahal, soal UN itu belum tentu kebenarannya.
Secara nasional, integritas NTB masih berada pada level abu-abu dengan nilai sekitar 68,2 persen. Hampir mencapai level putih dengan nilai mencapai 70 ke atas. Pemprov berharap tahun depan integritas sekolah di daerah ini bisa lebih tinggi.
“Hanya itu yang diundang dari 500 sekolah se Indonesia yang diundang ke Jakarta. Ini kan memprihatikan sehingga saya berharap lebih banyak lagi sekolah yang integritas tinggi dengan nilai rata-rata tinggi. Ingat tahun depan, boleh anda nilainya tinggi tapi kalau integritasnya rendah hancur sekolah itu. Artinya masyarakat tidak akan percaya. Tahun ini belum diumumkan oleh menteri, tapi kalau tahun depan diumumkan bayangkan masyarakat yang menghukum”,katanya.
Tahun depan, kata Rosiadi Kemendikbud akan mengumumkan mana saja sekolah yang integritas dan nilai rata-rata UN nya rendah. Itu akan berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah yang bersangkutan. “Jadi kalau 90 persen siswa di satu sekolah sama tempat salahnya meskipun hanya satu salahnya. Bisa saja betul semua hanya satu salahnya tapi tempat salahnya sama, itu indeksnya 10”,katanya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti terkait laporan soal UN yang bocor tiap pelaksanaan UN. Namun, masih saja ada oknum yang menyebarkan soal UN yang belum tentu kebenarannya. Inilah yang mempengaruhi rendahnya integritas serta nilai rata-rata UN sekolah tersebut. Ia memandang kondisi ini tidak ada kaitannya dengan aparat kepolisian yang dianggap membocorkan soal ujian. Namun terletak pada pengawas ujian.
Menurutnya sudah jadi rahasia umum ada pengawas yang membiarkan siswa mencontek atau bekerjasama dengan temannya. “Jadi menurut saya tidak apa-apa nilai anak itu rendah yang penting integritasnya tinggi. Kemudian dia bisa lulus dengan baik”,tutupnya. (irs)-
No Comments