Tiba dari Wuhan, Dua Mahasiswa NTB Jalani Karantina di Natuna

Mataram (Global FM Lombok) – WNI yang tiba di Tanah Air langsung menjalani proses karantina di Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau termasuk dua orang mahasiswa NTB penerima beasiswa LPP Provinsi NTB. Karantina berlangsung selama 14 hari sebelum diantar pulang bersama 253 WNI lainnya ke daerah masing-masing.

Kedua mahasiswa bersama ratusan WNI itu akan dilakukan observasi untuk memastikan mereka benar benar tidak tertular virus nCoV.

Read Also

Tahun Ajaran Baru, Awasi Pelaksanaan Masa Orientasi

30 May 2014

Ketua Divisi Kerja Sama Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB Imanuella Andilolo mengaku sudah menerima kabar soal evakuasi mahasiswa asal NTB tersebut. “Mereka kan diobservasi di Natuna selama 14 hari. Jadi mereka belum di Lombok,” katanya Senin (3/2) .

Dua mahasiswa itu dievakuasi dari Wuhan, dari total empat orang awardee beasiswa dari LPP NTB. Dua orang lainnya lebih awal keluar dari Kota Wuhan Provinsi Hubei, Tiongkok sebelum virus mulai merebak.

Baca Juga : Virus Corona Masih Jadi Momok, Flu Burung Muncul Lagi

“Jadi yang ke Natuna itu hanya (mahasiswa) yang dari Wuhan,” ujarnya. Selebihnya, berdasarkan data LPP ada 18 orang penerima beasiswa yang menempuh pendidikan tinggi di China. Mereka tidak menjalani skrining lanjutan ke Natuna, namun sebagian sudah pulang langsung ke NTB.

Read Also

Perketat PPKM Skala Mikro, 75 Persen Lingkungan di Kota Mataram Masuk Zona Hijau

17 Jun 2021

Wabah virus Corona ini bersamaan dengan suasana libur Spring Festival, tahun baru China dan libur semester. Sehingga kepulangan mahasiswa NTB tidak mengganggu aktivitas perkuliahan. Namun libur akan diperpanjang jika eskalasi dampak virus belum mereda.

“Kebanyakan mulai semester akhir Februari. Liburan bisa diperpanjang jika situasi belum kondusif,” katanya.

Karantina itu diketahui bagian dari prosedur yang ditetapkan WHO untuk mencegah penularan virus Corona, termasuk diberlakukan Kementerian Kesehatan RI terhadap ratusan WNI yang tiba di Natuna.

Baca Juga : Antisipasi Virus Corona, Danrem Bersama Pemda Pantau Pos Kesehatan Bandara

Sebagaimana press release di laman kemenkes.go.id, pemerintah memastikan tidak cukup dengan skrining yang dilakukan otoritas China, sehingga WNI yang tiba dari Wuhan dilakukan skrining ulang di Natuna.

Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto mengatakan supaya yakin WNI yang mendarat memang terbebas dari virus Novel Corona harus dicek ulang.

”Kita cek ulang disini (Natuna), saya harus memastikan semua harus dalam kondisi baik. Apa yang di declare di Cina bahwa orang sehat yang boleh terbang, saya juga declare di sini (Natuna) bahwa mereka juga tetap sehat,” katanya, Minggu (2/2) di Natuna.

Baca Juga : Pemprov NTB Siapkan Corona Crisis Center

Proses skrining ulang harus dilakukan step by step, dr. Terawan mengatakan dirinya harus mengawasi proses tersebut, tidak boleh ada yang terlewatkan, satu persatu tahapan sesuai arahan WHO harus dikerjakan.

”Kalau hasil skrining ulang itu clear semua (tidak ada yang tertular nCoV) kita confident itu clear,” ucap Menkes.

Ia menjelaskan nantinya WNI dari Wuhan akan diskrining oleh tim kesehatan dari Kemenkes dan TNI. Dirinya akan mengawasi semua tahapan hingga beres termasuk membuat kegiatan yang membuat mereka nyaman selama masa karantina.

Informasi awal jumlah WNI yang akan pulang ke Indonesia ada 245 orang, namun jumlah yang pasti tiba di Indonesia ada 238 orang, 4 orang mengundurkan diri karena lebih nyaman tinggal di sana, sisanya 3 orang tidak lolos skrining oleh Pemerintah Cina.

Baca Juga : RSUP NTB Tegaskan Tidak Ada Pasien Suspect Virus Corona di NTB

”Jadi Pemerintah Cina harus menyesuaikan standar WHO, jadi tidak boleh memberangkatkan siapapun (jika tidak lolos skrining),” ujar Menkes Terawan.

3 orang WNI yang tidak lolos skrining harus melaporkan diri ke otoritas Cina. Menkes dr. Terawan mengatakan pihaknya bisa membantu mereka untuk konsultasi melalui telepon. Menurutnya hal seperti ini menunjukkan komitmen Pemerintah Cina bahwa mereka tidak akan memberangkatkan orang yang tidak lolos skrining. (ars)