Mataram ( Global FM Lombok)- INDUSTRI Kecil Menengah (IKM) yang mengolah rumput laut menjadi aneka makanan ringan berkualitas di Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng) ikut terpuruk setelah pandemi Covid-19 muncul di Indonesia dan di Provinsi NTB bulan Maret lalu.
IKM Putri Rinjani yang dipimpin oleh Hj Zaenab ini sebelumnya memproduksi aneka makanan ringan serta sambal khas Lombok yang dikirim hingga ke sejumlah daerah di Indonesia. Namun setelah pandemi, produksinya turun drastis hingga 90 persen.
“Penurunan produksi sampai 90 persen sekarang. Paling yang kami lakukan hanya membuat kerupuk, tortilla dalam sekala kecil, sekitar 5 kilo per hari yang dijual secara keliling di area terbatas atau menunggu pesanan. Yang penting punya kegiatan saja,” kata Zaenab, Minggu (7/06).
Ia mengatakan, selama pandemi ini, penjualan tortilla ke luar daerah sudah mulai dilakukan, namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke daerah tujuan sangat lama.
“Pengiriman tidak begitu lancar. Misalnya ke Bekasi. Biasanya barang sampai dalam tiga hari, namun sekarang barang sampai 9 hari karena penerbangan yang minim,” tuturnya.
Ia menuturkan, sebelum bulan puasa kemarin IKM yang dikelolanya banyak membuat aneka dodol dan sambal. Karena biasanya pada musim mudik dan arus balik, banyak masyarakat yang membeli dodol dan sambal khas Lombok untuk oleh-oleh. Namun sayang, lebaran kemarin tidak ada orang mudik sehingga usahanya mengalami kerugian.
“ Sehingga banyak produk yang kami sedekahkan saja. Misalnya produk yang kami tarik dari hotel atau pusat oleh-oleh yang tutup karena corona, itu kami berikan ke orang saja agar bermanfaat,” katanya.
Di tengah pandemi Covid-19 ini ternyata ada angin segar yaitu berupa pelibatan IKM pada pengadaan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Sehingga, meskipun IKM Putri Rinjani ini terpuruk karena corona, namun tertolong oleh program pemerintah.
“Kami dapat pengadaan abon dan teri di JPS dua dan tiga ini. Kami libatkan 25 teman-teman IKM di Lombok Tengah dengan masing-masing pengadaan sebanyak 50 kilo abon,” katanya. Dengan adanya program ini, mereka tertolong sehingga bisa eksis di tengah menurunnya segala aktivitas ekonomi ini.(ris) ֭
No Comments