Mataram (Global FM Lombok)-
Anggota Komisi V DPR RI FPKS Dapil NTB2 (Pulau Lombok) H. Abdul Hadi meminta Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan penguatan kebencanaan kepada masyarakat. Terlebih dengan adanya potensi bencana gempa bumi di wilayah timur seperti di NTB.
Untuk itulah, harus ada langkah-langkah yang dilakukan. Karena berdasarkan data dari para ahli Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat potensi gempa bumi berkekuatan 8,5 skala richter di wilayah NTB. Sehingga ada langkah-langkah yang harus segera dilakukukan. Sebab sudah disampaikan informasi tentang potensi bencana, apalagi Nusa Tenggara Barat memang rawan bencana, ada gempa bumi yang kemarin cukup lama dan warga masih trauma.
“Apalagi kalau sudah disampaikan 8,5 magnitudo masyarakat cukup resah dan terganggu. Kemarin saja (2018) gempa skala 6,2 atau 7 skala richter itu sudah sangat trauma masyarakat di NTB,” ujarnya, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala BMKG dan Kepala BNPP/Basarnas,Selasa (6/5/2205).
Ia menegaskan bahwa aktivitas yang harus didukung dan beck up maupun akan disosialisasikan termasuk edukasikan kepada publik agar digencarkan. Tidak hanya menyampaikan informasi tentang potensi kegempaan namun langkah-langkah yang akan dilakukan dilapangan sangat diharapkan oleh masyarakat.
“Sehingga ada kegiatan sosialisasi dan edukasi yang sudah disampaikan tapi mungkin jumlahnya masih sedikit. Dan tahun ini masih belum sebab baru kita rancang, tapi ini juga usulan kami pak ketua atau pimpinan agar ini memang menjadi harapan kita untuk wilayah-wilayah yang memang jauh dari informasi atau 3T (tertinggal, terluar dan terdepan). Jadi butuh edukasi yang langsung kepada masyarakat kita,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengingatkan adanya potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,5 di NTB. Ini akibat wilayah itu di apit dua lempeng bumi.
“Karena gempa bumi dan tsunami secara ilmiah, belum bisa diprediksi terjadi. Untuk itu, kebencanaan adalah urusan bersama, bukan hanya BNPB,” katanya di Mataram, NTB, Sabtu (26/4/2025).
Dengan adanya potensi gempa 8,5 SR tersebut dirinya mengingatkan bagaimana pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana seperti itu. Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri. Termasuk mengatur rencana tanggap darurat keluarga, mengenali risiko bencana di sekitar dan memperkuat jejaring komunitas tangguh bencana. (ris)
No Comments