Mataram (Global FM Lombok)- Polda NTB memastikan bahwa tiga terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Kabupaten Bima, pada Jum’at (16) dan Sabtu (17) akhir pekan lalu merupakan jaringan ISIS. Hal itu berdasarkan pengakuan dari terduga teroris tersebut. Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda NTB.
Mereka adalah KR (23) yang berperan sebagai pelaku utama yang merakit bom dan melakukan survei terhadap anggota polisi dan mako Polsek Woha, Kabupaten Bima. Selanjutnya adalah NH (21), seorang mahasiswa dan berperan sebagai kurir untuk membeli bahan kimia H2O2 untuk merakit bom. Kemudian RA (35) yang ikut melakukan fa’I atau perampokan di Pos Giro Ciputat tahun 2012 lalu.
Wakil Kepala Polda NTB, Kombes Pol Imam Margono kepada media, Senin (19/5) siang mengatakan, terduga teroris ini berencana untuk menyerang empat titik yang telah disurvei, yakni melumpuhkan anggota Polri di Mapolsek Woha untuk merebut senjata api. Selanjutnya pengemboman di Mapolsek Woha, Polsek Bandara Bima dan pengeboman di Mapolres Kabupaten Bima. Rencananya mereka akan bereaksi di bulan Ramadan ini. Namun gagal karena lebih dulu ditangkap.
“Bahkan tersangka mengakui bahwa tanggal 17 Juni 2017 akan melakukan percobaan peledakan di Jalan Lintas Dore Talabiu. Apabila sukses akan melakukan penyerangan Mapolsek Woha dengan cara melemparkan bom rakitan. Namun sebelum melaksanakan niatnya yang bersangkutan ditangkap oleh tim Densus 88 Anti Teror”,terangnya.
Saat KR ditangkap, ditemukan satu buah bom rakitan aktif yang melekat di badannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan di rumahnya. Kemudian ditemukan sebanyak 20 jenis bahan peledak, diantaranya adalah 2 botol air aki, 4 buah HP dimodifikasi menjadi switching bom rakitan dan tas plastic pupuk urea. KR sendiri mengaku merupakan bagian dari jamaah Ansharut Daulah Bima yang telah berbait kepada ISIS. Ia mendapat ilmu untuk meracik bahan peledak dan merakit bom rakitan dari internet yang dirilis oleh ISIS melalui link group telegram Bahrun Naim yang telah jadi burunan polisi sejak tahun 2016 dan sekarang lari ke Suriah bergabung dengan ISIS. (dha)-
No Comments