Mataram (Suara NTB) –Gerilya penangkalan paham radikal dan terorisme berlanjut ke Lombok Barat dan Lombok Utara. Masyarakat perlu menyadari potensi paham radikal agar tidak mudah terpapar baik melalui ajakan langsung atau melalui media sosial. Paham radikal ditangkap sebelum menginfiltrasi.
PS Kasubbid PID Bidhumas Polda NTB Kompol Raden Sudjoko Aman mengatakan, kegiatan tersebut untuk membangun opini publik di masyarakat agar tidak terpengaruh oleh paham radikal. “Ini bagian dari aksi Program Quick Wins Polri kegiatan 4 yakni Pembentukan dan Pengefektifan Satgas Ops Polri Kontra Radikal dan Deradikalisasi khusus Isis,” terangnya, Kamis (28/3).
Kegiatan tersebut salah satunya dipusatkan di Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, di rumah salah satu warga, Sukma. Kegiatan berupa dialog dan tukar informasi mengenai paham radikalisme, Pemilu 2019, dan keamanan. “Pengaruh radikalisme ini harus kita cegah dan tangkal,” ucap mantan Kapolsek Ampenan ini.
Berbagai cara yang bisa diambil masyarakat untuk mencegah paham radikal diantaranya, meningkatkan ketahanan keluarga sebab keluarga memiliki peran penting untuk menyaring pengaruh radikalisme. Selanjutnya, masyarakat bisa lebih selektif dalam mengakses informasi di internet atau media sosial, jeli dan teliti membaca konten, sumber, dan kanal. “Intinya saring sebelum sharing,” kata Djoko.
Kegiatan serupa juga dilaksanakan di Masjid Al-Iksan Desa Nipah, Kecamatan Pemenang , Kab. Lombok Utara. “Jadi warga Indonesia khususnya NTB memedomani pancasila sebagai ideologi dasar dan pedoman bernegara agar NKRI tetap utuh dalam bingkai bhinneka tunggal ika,” terangnya. Dalam hal pencegahan paham radikal, UU Pemberantasan Terorisme belum memayungi polisi untuk menjerat pada perbuatan awal yang mengarah pada aksi radikal, seperti misalnya kegiatan baiat. (why/*)
No Comments