Tahun 2018, Pertumbuhan Ekonomi NTB Terendah se Indonesia

Global FM
8 Feb 2019 16:24
2 minutes reading

Kepala BPS NTB, Suntono

Mataram (Global FM Lombok)- Perekonomian Provinsi NTB secara komulatif tahun 2018 mengalami kontraksi atau penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2018 sebesar minus 4,56 persen. Karena di tahun 2017, ekonomi NTB hanya mampu tumbuh 0,12 persen.Pertumbuhan ekonomi yang minus ini menjadikan ekonomi NTB paling rendah secara nasional.

Kepala BPS Provinsi NTB Suntono saat menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi NTB pada Rabu (6/2) mengatakan, kontraksi pertumbuhan tersebut lebih dikarenakan adanya penurunan kinerja pada subkategori pertambangan bijih logam dibanding 2017.

Pada tahun 2018, kategori pertambangan dan penggalian di NTB mengalami penurunan sebesar 33,71 persen. Hal itu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi NTB yang minus. Namun jika tidak dimasukkan sektor tambang, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB sebesar 3,08 persen.

“Kalau kita bedakan dengan pertambangan bijih logam kita di minus 4,56 persen, sementara kalau tanpa bijih logam kita tumbuh 3,08 persen. Angka ini lebih rendah dengan kondidi pertumbuah ekonomi 2017. Artinya kita sekarang melambat.  Itu adalah akibat dampak gempa disana,” katanya, Rabu (6/2).

Ia mengatakan, di tahun 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi NTB secara komulatif sebesar 0,12 persen dan kondisinya di tahun 2018 lebih rendah. Jika dipisah dengan sektor tambang, di tahun 2017 ekonomi NTB tumbuh positif di angka 7,11 persen. Pertumbuhan ekonomi provinsi NTB memang terdampak oleh gempa bumi yang melanda wilayah ini sejak Juli 2018.

Di tahun 2015 lalu, Provinsi NTB pernah mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi secara nasional di angka 21,76 persen. Hal itu tidak kepas dari kinerja sektor pertambangan yang relatif bagus waktu itu. Namun seiring dengan penurunan kinerja sektor tambang di tahun 2018, ekonomi NTB juga ikut turun.(ris)

No Comments

Leave a Reply