Mataram (Global FM Lombok)- Pertumbuhan ekonomi NTB tanpa mamasukkan sektor pertambangan di tahun 2017 tumbuh mencapai 7,10 persen. Tiga pendorong perekonomian NTB adalah pertanian, perdagangan dan konstruksi. Pertanian sendiri memiliki share terbesar dengan angka 1,37 poin. Namun jika memasukkan sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi NTB hanya tumbuh 0,11 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Endang Tri Wahyuningsih saat menyampaikan rilis di kantornya, Senin (5/2). Ia mengatakan, melambatnya kinerja perekonomian NTB pada tahun 2017 tidak dapat dipisahkan dari turunnya ekspor luar negeri, karena konsentrat tembaga sebagai penyumbang terbesar ekspor luar provinsi NTB. Tercatat hanya komponen ekspor luar negeri yang mengalami kontraksi hingga -28 persen. Ekspor konsentrat dilakukan oleh PT. Amman Mineral Nusatenggara (AMNT)
“Pertumbuhan ekonomi dengan tambang sangat fluktuatif. Provinsi yang mengalami ini ada tiga yaitu Papua, Kaltim dan kita ( NTB) karena ada tambang. Tiga tahun dari 2015 sampai 2017, jadi gerakannya sudah mulai naik mulai 5, 6 dan naik menjadi 7,1” kata Endang , Senin (5/2).
Karena fluktuatifnya hasil eskpor konsentrat tembaga, pertumbuhan ekonomi NTB pernah berada di angka 21,76 persen di tahun 2015. Namun sering juga minus seperti di tahun 2013 sebesar -3,91 persen dan di tahun 2012 yang berada di angka -1,54 persen.
Jika dilihat secara triwulan, besaran ekonomi Provinsi NTB cukup fluktuatif, karena masih sangat dipengaruhi oleh faktor musim, seperti panen raya padi, jagung, dan tembakau. Karena di triwulan IV-2017 musim panen tidak ada, sehingga jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar -11,28 persen.(ris)
No Comments