Mataram (Global FM Lombok)-Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) provinsi NTB membantah tagung gas elpiji 3 Kg masih langka di Lombok. Wakil ketua Hiswana Migas Provinsi NTB Machsun Ridwainny mengatakan, pemerintah pusat sudah memberikan tambahan sekitar 9 ribu metrik ton gas elpiji di Lombok untuk memenuhi kebutuhan warga.
Wakil ketua Hiswana Migas Provinsi NTB Machsun Ridwainny kepada Global FM Lombok Senin (3/11) mengatakan, jika masih terjadi kesulitan elpiji 3 Kg di pangkalan, hal itu lantaran masih terjadi proses normalisasi. Artinya banyak konsumen yang langsung menyerbu stok elpiji bersubsidi itu setelah didrop dari agen.
“ Tidak langka pak. Tadi katanya ada penambahan. Ibaratnya kemarin kebutuhan sangat tinggi, ini kan terserap semua, jadi stok-stok tidak ada di pangkalan. Nah sekarang mulai diisi, tapi kan tidak secepat itu dia normal. Harga sudah turun, kalau di Lombok tengah saya sudah keliling. Itu harganya Rp 17.500” kata machsun.
Machsun mengatakan, ada beberapa factor yang membuat elpiji langka di tingkat pangkalan dan pengecer diantaranya elpiji 3 Kg digunakan petani untuk omprongan atau pengeringan tembakau. Sehingga jatah untuk rumah tangga manjadi berkurang. Selanjutnya, gas elpiji 3 Kg dikirim oleh oknum tertentu ke pulau Sumbawa, padahal pulau Sumbawa belum ada kebijakan konversi dari minyak tanah ke gas elpiji.
Dia mengklaim, harga elpiji 3 Kg kini sudah berangsur turun. Saat ini harga di tingkat konsumen sekitar Rp 17.500 per tabung. Di tingkat agen, harga yang diberikan ke pangkalan sebesar Rp 13.500 per tabung. Ini dimaksudkan agar pangkalan bisa menekan harga di tingkat konsumen. “ Tapi yang namanya pangkalan, ketika ada kesempatan ya di naikkan. Yang jelas tidak langka, ibarat kain sudah ada bolong , tutupin ada lubang. Insya Allah dua minggu kedepan sudah normal. “ katanya.(ris)
No Comments