Mataram (Global FM Lombok) – Pemprov NTB mengusulkan penggalian 500 sumur bor ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2019 lalu. Dari usulan tersebut, Pemprov hanya memperoleh 24 unit sumur bor pada 2020 ini.
“Pak Gubernur mengajukan 500 unit. Tapi tahun 2020 ini disetujui 24 unit. Karena provinsi lain butuh juga,” kata Sekretaris Dinas ESDM NTB, Ir. Zainal Abidin, M.Si dikonfirmasi pekan kemarin.
Ia menjelaskan usulan penggalian 500 sumur bor tersebut akan direalisasikan oleh Kementerian ESDM secara bertahap sampai 2024 mendatang. Jika dilihat dari jumlah yang diperoleh tahun ini sebanyak 24 unit nemang, kata Zainal masih kurang.
Namun diharapkan tahun depan, Kementerian ESDM mengalokasikan lebih banyak lagi untuk NTB. Untuk bantuan penggalian 24 unit sumur bor tahun ini, Zainal mengatakan akan diprioritaskan pada daerah-daerah yang rawan kekeringan. “Daerah yang sulit air tahun ini,” katanya.
Baca Juga : DPRD NTB : Penanganan Kekeringan di NTB Masih Metode Pemadam Kebakaran
Ia menyatakan semua kabupaten yang rawan kekeringan akan mendapatkan jatah bantuan sumur bor. “Kan ada juga intervensi dari provinsi, bantuan pusat saja 24 unit,” tandasnya.
500 sumur bor yang dijanjikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan saat melakukan kunjungan kerja ke Sumbawa, 25 Juli 2019 lalu. Penggalian 500 sumur bor di NTB untuk mengatasi bencana kekeringan yang mengakibatkan krisis air bersih pada ratusan desa dan kelurahan yang terjadi setiap tahun.
Penggalian 500 sumur bor tersebut akan dilakukan selama lima tahun.
Dengan kondisi lingkungan yang sudah tidak bagus, diakui memang menyebabkan semakin meluasnya daerah yang mengalami krisis air bersih di NTB.
Penggalian sumur bor akan diprioritaskan pada daerah-daerah yang sering menjadi langganan kekeringan tiap tahun seperti Pulau Lombok bagian selatan. Selain itu, daerah-daerah bagian utara juga akan menjadi prioritas.
Baca Juga : 65 Ribu Jiwa di Lombok Barat Krisis Air Bersih
Di samping itu, daerah-daerah terdampak kekeringan yang berada di Pulau Sumbawa. Terutama, 300 desa yang sering mengalami kekeringan tiap tahun akan menjadi pertimbangan Dinas ESDM sebagai lokasi pembangunan sumur bor.
Tahun 2019 lalu, data resmi BPBD NTB, jumlah masyarakat terdampak kekeringan sebanyak 674.017 jiwa. Sebanyak sembilan kabupaten/kota terdampak kekeringan, terdapat di 69 kecamatan pada 302 desa.
Jumlah kebutuhan air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan di NTB antara 5 – 10 liter per jiwa sehari. Jika rata-rata setiap jiwa mendapatkan 5 liter, maka kebutuhan air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan di NTB sebanyak 674.017 jiwa mencapai 3,3 juta liter sehari. (nas)
No Comments